Selasa, 13 Desember 2016

Haruskah saya (Nabi) tidak menjadi hamba yang bersyukur kepada allah?

Haruskah saya (Nabi) tidak menjadi hamba yang  bersyukur kepada allah?


Marilah kita bersukur kepada allah melalui doa, perbuatan dan kepatuhan kepada dia allah yang telah memberikan nikmat yang sangat banya, mulai dari nikmat iman dan islam yang  mana keduanya adalah nikmat yang paling bersar yang di berikan kepada manusia.
Belum juga nikmat yang berupa kesehatan, kelengkapan anggota tubuh kita sehingga kita merasakan indahnya kesamaan di antara sesama manusia. Nikmat apalagi yang engkau pukiri kata tuhan yang di cantumkan di surah arrohman.
Terlalu banyak nikmat tuhan yang diberikan kepada kita, maka malulah kikta kalu mengingkarinya.
'Aisyah (semoga allah senang dengan dia) mengatakan:
Nabi () akan berdiri (dalam doa) begitu lama sehingga kulit kakinya akan retak. Saya bertanya, "mengapa kamu melakukan ini sementara dosa-dosa masa lalu dan masa depan anda telah diampuni?" ia mengatakan, "haruskah saya tidak menjadi hamba yang bersyukur kepada allah?"

[Al-Bukhari dan Muslim].


Ean eayishat rradi alllah eanha 'ann alnnabi salla alllah ealayh wasallam kan yaqum mmin alllayl hatta tanfatir qudmah, faqult laha‏:‏ lm tasnae hdha ya rasul alllaha, waqad ghafar alllah lak ma taqaddam min dhanbik wama takhur‏?‏‏!‏ qal‏:‏ ‏ "‏ 'afala 'ahibb 'an 'akun ebdaan shkwraan‏?‏‏"‏ ‏(‏‏mittafaq ealayhi‏.‏ hdha lafazz albakhari, wanahhuh fi alssahihin min riwayat almughiarat bin shaebt‏)‏.‏


EmoticonEmoticon