BAB I
PENDAHULUAN
A:Background
Pada masa sekarang ini, anak sudah terbiasa dengan
konsep perbincangan. Ia sudah paham bahwa ada saat di mana ia berbicara,
kemudian orang lain berbicara, dan berganti ia lagi yang berbicara, dan
seterusnya. kemampuan ini didapatnya dari pengalamannya selama menggunakan
bahasa yang sekaligus meningkatkan keterampilan berbicaranya. Dengan kesempatan
yang didapat, anak berlatih dan terus berlatih untuk dapat berkomunikasi dua
arah.
Untuk menunjang kemampuannya,
luangkan waktu setiap hari untuk berbincang dengan anak. Tanyakan mengenai
dirinya, ide-idenya, dan perasaannya. Tentu saja, anak mungkin tidak banyak
berbicara dan terus bermain pada saat itu. Tapi, jangan patah semangat,
teruslah mengajaknya berbincang.
Tak hanya mengajak berbicara, ibu
dan bapak juga harus mendengarkan apa yang dikatakan anak tapi sayangny bacnyak
orang tua tidak memahami ana, jadi anak akan sangat tidak menghargai
orangtuanya pada apa yang diucapkan, meski itu
sudah dikatakannya berulang-ulangkali.
Topik pembicaraan juga sangat
berpengaruh untuk menarik perhatian anak, bila ibu dan bapak bertanya sepulang
sekolah, “Belajar apa tadi di sekolah?” kemungkinan besar anak akan menjawab,
“Lupa.” Cobalah ubah pertanyaan dengan, “Apa yang membuatmu merasa sangat
senang hari ini?” Awalnya, anak mungkin bingung dan berpikir keras untuk
mengingat-ingat pengalamannya seharian. Ibu dan bapak bisa mengajukan
pertanyaan mengenai mainan favorit atau teman favoritnya. Tanyakan, apakah hal
itu membuatnya merasa senang, jika ya, maka dengarkan ceritanya.
B.Permasalahan
1. Apa Bahasa Itu?
2. Apa hubunganya bahasa itu
BB II
PEMBAHASAN
A: Pegertian
Bahasa
Bahasa adalah sarana untuk
berkomunikasi satu sama lain oleh karna itu bahasa sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari oleh karna itu sangat memperhatinkan jika kita or anak
tidak cepat dicarikan solusinya apa bila mengalami pembicaraan
1. Masalah
bahasa bagi anak usia 10 tahun sering terjadi dilakukan melalui kegiatan
sehari-hari. Seperti, ketika menemukan suatu situasi dimana anak
mengulang-ulang sesuatu agar keinginannya dituruti. anak akan terus berusaha
dengan meminta hal yang sama berulang-ulang kali tetapi kadang orang tua
sebagai orang yang paling dekat tidak peduli akan apa kemauan anak tersebut
sehingga anak tidak merasa tidk dapat dukungan dari orna tua.
Setiap kali anak melakukan ini, orangtua
tidak memberi jawaban yang sama seperti yang telah diajukan sebelumnya. Misal,
“mau beliin mobil-mobilan kalou sudah kamu berulang tahun bulan depan.” tetapi
orangtua tidak melakukan apa yang ea mau setiap kali anak mengulangi
permintaannya, orangtua gusar atau marah.
2
Kesempatan semacam itu orangtua
tidak pernah peduli bahkan dianggap
tidak tepat untuk menjelaskan kepada anak mengenai kekuatan bahasa,
bahwa kata-kata dapat membuat orang lain sedih, atau sebaliknya bergembira.
Kalimat atau rangkaian kata yang diucapkan memiliki dampak emosional kepada
orang lain. Pada usia ini, anak belum mampu memikirkan sudut pandang orang
lain. Namun, dengan penjelasan mengenai situasi yang terjadi, maka anak tidak akan
dapat memahami bahwa kata-kata yang diucapkannyamemiliki dampak
B. Cara
mengatasi masalah pada anak
1
Bermain peran. biarkan anak meminjam
pakaian dan sepatu anda berikan kesempatan anak untuk bermain peran menjadi
bapak atau ibu, atau berperan profesi tertentu seperti dokter atau guru, bermain
peran dapat mengajarkan anak berlatih untuk menggunakan bahasa yang baku dan
percakapan praktis yang berlangsung sehari-hari.
2 Diskusikan
pengalaman. Biasakan untuk saling menceritakan pengalaman sehari-hari. Ibu dan
bapak dapat memulai diskusi dengan menceritakan kegiatan yang telah dilakukan
dan perasaannya terhadap kegiatan tersebut. Minta anak untuk bergantian
bercerita dan bahaslah mengenai perasaannya dalam suatu kegiatan. Manfaat lain
kegiatan ini, orangtua dapat mengetahui bila ada masalah atau konflik yang
dihadapi anak. Bicarakan segera terutama mengenai cara anak mengatasi
permasalahan itu. Ibu dan bapak dapat melakukan penilaian, apakah anak sudah
dapat mengemukakan pikirannya dengan tepat dan praktis.
3
Bermain huruf. Anak dapat bermain
menyebutkan kata-kata yang memiliki huruf depan tertentu. Misalnya, huruf dari
namanya : TINA, T untuk topi, I untuk ikan, N untuk nanas, A untuk ayam.
Variasikan permainan huruf-huruf dengan cara sebaliknya.
4 Bermain “Aku
lihat”. Salah satu bentuk lain permainan untuk mengenal huruf adalah menebak
dimana lokasi huruf-huruf. Ibu dan bapak bisa bermain ketika membaca buku
bersama atau sedang berjalan-jalan. Katakan, “Aku lihat huruf...” minta anak
untuk menunjukkan dimana ibu dan bapak melihat huruf tersebut. Bila anak sudah
mulai bisa merangkai huruf, carilah kata-kata sederhana yang dapat dibaca,
misanya kata “toko”.
Bahasa menjadi alat utama bagi anak untuk belajar. Ia memahami pentingnya buku dan mencari informasi dari dalam buku. Anak juga menggunakan bahasa sebagai kunci keterampilan sosial. Ketika ia berusia lebih muda, anak bertindak terlebih dahulu baru meminta izin. Di usia ini, anak sudah mampu untuk meminta izin terlebih dahulu. Anak pun dengan percaya diri bercakap-cakap dengan orang dewasa dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Bahasa menjadi alat utama bagi anak untuk belajar. Ia memahami pentingnya buku dan mencari informasi dari dalam buku. Anak juga menggunakan bahasa sebagai kunci keterampilan sosial. Ketika ia berusia lebih muda, anak bertindak terlebih dahulu baru meminta izin. Di usia ini, anak sudah mampu untuk meminta izin terlebih dahulu. Anak pun dengan percaya diri bercakap-cakap dengan orang dewasa dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Ibu – bapak dapat mengembangkan
kemampuan sosial melalui bahasa dengan mengajarkan anak kalimat-kalimat awal
percakapan. Keterampilan ini dapat digunakan oleh anak untuk dapat berinteraksi
dengan teman baru, misalnya. Anak seringkali bingung dan tidak tahu apa yang
harus dilakukan ketika masuk ke lingkungan baru, untuk menyampaikan ketrampilan
ini, ibu – bapak dapat bermain peran dengan berbagai situasi. Mulai dari
memperkenalkan diri, menanyakan informasi, meminta bantuan, atau mengajak
temannya bermain. Caranya dapat menggunakan media boneka tangan, buku cerita,
atau bermain peran. Latihlah kalimat-kalimat sederhana, seperti “Hai, namaku
Tina. Kamu siapa namanya?” Kalimat untuk meminta bantuan juga harus dilatihkan
kepada anak, misalnya “Tante, tolong aku perlu ke kamar mandi.”
Tujuan penting dari semua latihan
itu adalah anak berani untuk menggunakan kemampuannya dengan orang lain. Ini
sangat penting karena di sekolah pun anak membutuhkan keberanian untuk bertanya
dan meminta bantuan. Banyak anak yang merasa cemas untuk masuk sekolah karena
khawatir tidak dapat membuka tempat minum atau tidak tahu bagaimana caranya
bila ia ingin buang air kecil.
Biasakan anak untuk bertanya
mengenai berbagai hal. Tentu latihan ini dilakukan terlebih dahulu di rumah.
Sebagai orangtua, ibu dan bapak dapat bersikap antusias bila anak mengajukan
pertanyaan. Selanjutnya, berikan kesempatan untuk dapat melatih keterampilan
berbahasanya di tempat umum. Anda dapat meminta bantuan anak untuk bertanya
kepada penjaga toko, misal, apakah es krim rasa cokelat kesukaannya tersedia
atau tidak? Jangan lupa untuk menggunakan “kata-kata ajaib”, seperti terima
kasih, tolong, silakan, permisi, dan maaf dalam situasi yang sesuai.
Bahasa lisan mulai bergeser menjadi
bahasa tulisan pada periode ini. Anak seharusnya sudah terbiasa dengan kegiatan
membaca buku, koran, majalah, atau komik, atau membuat buku sendiri. Jadikan
aktivitas membaca buku menjadi suatu kebiasaan. Tidak hanya belajar membaca,
anak juga harus mengembangkan kemampuannya untuk memahami bacaan.
Pertanyaan-pertanyaan seputar bacaan seperti siapa tokohnya, bagaimana jalan
ceritanya, apa yang terjadi ketika sang tokoh melakukan sesuatu dapat membantu
anak untuk berlatih memusatkan perhatian dan memahami isi cerita.
BAB III
PENUTUP
Sebagai ibu – bapak harus selektif
dalam memilihkan tayangan. Pilihlah tayangan yang bahasanya sesuai dengan usia
anak. Alangkah baiknya memerhatikan bahasa yang digunakan di lingkungan,
termasuk lingkungan permainan anak. Bila anak mengatakan kata-kata yang tidak
sepatutnya diucapkan, ibu – bapak tidak usah terkejut atau marah. Tanyakan
dengan suara tenang, apakah anak mengerti arti kata yang diucapkan. Jelaskan
bahwa kata itu tidak pantas diucapkan dan mintalah agar anak tidak menggunakan kata itu .
REFERENSI
1.
Beyond Toddlerdom : Keeping five to
twelve year • olds on the rails, oleh
2.
Vermilion C, Penerbit : Green, Tahun
2000
3.
Bright Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit
: Hamlyn, • Tahun 2003
4.
Child Development and Education,
oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne
5.
Ellis Ormrod, Penerbit : Merril
Prentice Hall, Tahun 2002
6.
Guide to Understanding Your Child :
Healthy • Development from Birth to Adolescence, oleh Linda. C Mayes dan Donald
J. Cohen, Penerbit :
7.
Little Brown, Tahun 2002.
8. Teach Your
Child : How to discover and enhance • your child’s potential
EmoticonEmoticon