Senin, 17 Oktober 2016

Cara Mengasah Kemampuan Anak Berbahasa Usia 4 Tahun

Tags

BAB I
PENDAHULUAN
A:Background

Pada masa sekarang ini, anak sudah terbiasa dengan konsep perbincangan. Ia sudah paham bahwa ada saat di mana ia berbicara, kemudian orang lain berbicara, dan berganti ia lagi yang berbicara, dan seterusnya. kemampuan ini didapatnya dari pengalamannya selama menggunakan bahasa yang sekaligus meningkatkan keterampilan berbicaranya. Dengan kesempatan yang didapat, anak berlatih dan terus berlatih untuk dapat berkomunikasi dua arah.

Untuk menunjang kemampuannya, luangkan waktu setiap hari untuk berbincang dengan anak. Tanyakan mengenai dirinya, ide-idenya, dan perasaannya. Tentu saja, anak mungkin tidak banyak berbicara dan terus bermain pada saat itu. Tapi, jangan patah semangat, teruslah mengajaknya berbincang.

Tak hanya mengajak berbicara, ibu dan bapak juga harus mendengarkan apa yang dikatakan anak tapi sayangny bacnyak orang tua tidak memahami ana, jadi anak akan sangat tidak menghargai orangtuanya pada apa yang diucapkan, meski            itu sudah dikatakannya berulang-ulangkali.  

Topik pembicaraan juga sangat berpengaruh untuk menarik perhatian anak, bila ibu dan bapak bertanya sepulang sekolah, “Belajar apa tadi di sekolah?” kemungkinan besar anak akan menjawab, “Lupa.” Cobalah ubah pertanyaan dengan, “Apa yang membuatmu merasa sangat senang hari ini?” Awalnya, anak mungkin bingung dan berpikir keras untuk mengingat-ingat pengalamannya seharian. Ibu dan bapak bisa mengajukan pertanyaan mengenai mainan favorit atau teman favoritnya. Tanyakan, apakah hal itu membuatnya merasa senang, jika ya, maka dengarkan ceritanya.  



B.Permasalahan
1.      Apa Bahasa Itu?
2.      Apa hubunganya bahasa itu

BB II
PEMBAHASAN

A: Pegertian Bahasa
Bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi satu sama lain oleh karna itu bahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari oleh karna itu sangat memperhatinkan jika kita or anak tidak cepat dicarikan solusinya apa bila mengalami pembicaraan

1.   Masalah bahasa bagi anak usia 10 tahun sering terjadi dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Seperti, ketika menemukan suatu situasi dimana anak mengulang-ulang sesuatu agar keinginannya dituruti. anak akan terus berusaha dengan meminta hal yang sama berulang-ulang kali tetapi kadang orang tua sebagai orang yang paling dekat tidak peduli akan apa kemauan anak tersebut sehingga anak tidak merasa tidk dapat dukungan dari orna tua.

       Setiap kali anak melakukan ini, orangtua tidak memberi jawaban yang sama seperti yang telah diajukan sebelumnya. Misal, “mau beliin mobil-mobilan kalou sudah kamu berulang tahun bulan depan.” tetapi orangtua tidak melakukan apa yang ea mau setiap kali anak mengulangi permintaannya, orangtua gusar atau marah.

2      Kesempatan semacam itu orangtua tidak pernah peduli bahkan dianggap  tidak tepat untuk menjelaskan kepada anak mengenai kekuatan bahasa, bahwa kata-kata dapat membuat orang lain sedih, atau sebaliknya bergembira. Kalimat atau rangkaian kata yang diucapkan memiliki dampak emosional kepada orang lain. Pada usia ini, anak belum mampu memikirkan sudut pandang orang lain. Namun, dengan penjelasan mengenai situasi yang terjadi, maka anak tidak akan dapat memahami bahwa kata-kata yang diucapkannyamemiliki dampak 


B. Cara mengatasi masalah pada anak

1      Bermain peran. biarkan anak meminjam pakaian dan sepatu anda berikan kesempatan anak untuk bermain peran menjadi bapak atau ibu, atau berperan profesi tertentu seperti dokter atau guru, bermain peran dapat mengajarkan anak berlatih untuk menggunakan bahasa yang baku dan percakapan praktis yang berlangsung     sehari-hari.
2      Diskusikan pengalaman. Biasakan untuk saling menceritakan pengalaman sehari-hari. Ibu dan bapak dapat memulai diskusi dengan menceritakan kegiatan yang telah dilakukan dan perasaannya terhadap kegiatan tersebut. Minta anak untuk bergantian bercerita dan bahaslah mengenai perasaannya dalam suatu kegiatan. Manfaat lain kegiatan ini, orangtua dapat mengetahui bila ada masalah atau konflik yang dihadapi anak. Bicarakan segera terutama mengenai cara anak mengatasi permasalahan itu. Ibu dan bapak dapat melakukan penilaian, apakah anak sudah dapat mengemukakan pikirannya dengan tepat dan praktis.
3      Bermain huruf. Anak dapat bermain menyebutkan kata-kata yang memiliki huruf depan tertentu. Misalnya, huruf dari namanya : TINA, T untuk topi, I untuk ikan, N untuk nanas, A untuk ayam. Variasikan permainan huruf-huruf dengan cara sebaliknya.
4      Bermain “Aku lihat”. Salah satu bentuk lain permainan untuk mengenal huruf adalah menebak dimana lokasi huruf-huruf. Ibu dan bapak bisa bermain ketika membaca buku bersama atau sedang berjalan-jalan. Katakan, “Aku lihat huruf...” minta anak untuk menunjukkan dimana ibu dan bapak melihat huruf tersebut. Bila anak sudah mulai bisa merangkai huruf, carilah kata-kata sederhana yang dapat dibaca, misanya kata “toko”.

     Bahasa menjadi alat utama bagi anak untuk belajar. Ia memahami pentingnya buku dan mencari informasi dari dalam buku. Anak juga menggunakan bahasa sebagai kunci keterampilan sosial. Ketika ia berusia lebih muda, anak bertindak terlebih dahulu baru meminta izin. Di usia ini, anak sudah mampu untuk meminta izin terlebih dahulu. Anak pun dengan percaya diri bercakap-cakap dengan orang dewasa dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.          

Ibu – bapak dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui bahasa dengan mengajarkan anak kalimat-kalimat awal percakapan. Keterampilan ini dapat digunakan oleh anak untuk dapat berinteraksi dengan teman baru, misalnya. Anak seringkali bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika masuk ke lingkungan baru, untuk menyampaikan ketrampilan ini, ibu – bapak dapat bermain peran dengan berbagai situasi. Mulai dari memperkenalkan diri, menanyakan informasi, meminta bantuan, atau mengajak temannya bermain. Caranya dapat menggunakan media boneka tangan, buku cerita, atau bermain peran. Latihlah kalimat-kalimat sederhana, seperti “Hai, namaku Tina. Kamu siapa namanya?” Kalimat untuk meminta bantuan juga harus dilatihkan kepada anak, misalnya “Tante, tolong aku perlu ke kamar mandi.”

Tujuan penting dari semua latihan itu adalah anak berani untuk menggunakan kemampuannya dengan orang lain. Ini sangat penting karena di sekolah pun anak membutuhkan keberanian untuk bertanya dan meminta bantuan. Banyak anak yang merasa cemas untuk masuk sekolah karena khawatir tidak dapat membuka tempat minum atau tidak tahu bagaimana caranya bila ia ingin buang      air kecil.          

Biasakan anak untuk bertanya mengenai berbagai hal. Tentu latihan ini dilakukan terlebih dahulu di rumah. Sebagai orangtua, ibu dan bapak dapat bersikap antusias bila anak mengajukan pertanyaan. Selanjutnya, berikan kesempatan untuk dapat melatih keterampilan berbahasanya di tempat umum. Anda dapat meminta bantuan anak untuk bertanya kepada penjaga toko, misal, apakah es krim rasa cokelat kesukaannya tersedia atau tidak? Jangan lupa untuk menggunakan “kata-kata ajaib”, seperti terima kasih, tolong, silakan, permisi, dan maaf            dalam            situasi  yang    sesuai.

Bahasa lisan mulai bergeser menjadi bahasa tulisan pada periode ini. Anak seharusnya sudah terbiasa dengan kegiatan membaca buku, koran, majalah, atau komik, atau membuat buku sendiri. Jadikan aktivitas membaca buku menjadi suatu kebiasaan. Tidak hanya belajar membaca, anak juga harus mengembangkan kemampuannya untuk memahami bacaan. Pertanyaan-pertanyaan seputar bacaan seperti siapa tokohnya, bagaimana jalan ceritanya, apa yang terjadi ketika sang tokoh melakukan sesuatu dapat membantu anak untuk berlatih memusatkan perhatian dan memahami isi cerita.   

BAB III
PENUTUP

Sebagai ibu – bapak harus selektif dalam memilihkan tayangan. Pilihlah tayangan yang bahasanya sesuai dengan usia anak. Alangkah baiknya memerhatikan bahasa yang digunakan di lingkungan, termasuk lingkungan permainan anak. Bila anak mengatakan kata-kata yang tidak sepatutnya diucapkan, ibu – bapak tidak usah terkejut atau marah. Tanyakan dengan suara tenang, apakah anak mengerti arti kata yang diucapkan. Jelaskan bahwa kata itu tidak pantas diucapkan dan mintalah agar anak tidak menggunakan kata itu            .          


REFERENSI

1.      Beyond Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh
2.      Vermilion C, Penerbit : Green, Tahun 2000
3.      Bright Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
4.      Child Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne
5.      Ellis Ormrod, Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
6.      Guide to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence, oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit :
7.      Little Brown, Tahun 2002.

8.       Teach Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential 


EmoticonEmoticon