Jumat, 29 Juli 2016

Inilah Identitas Orang Cina Awal Dari Pemicu Kerusuhan di Tanjungbalai

Tags
TANJUNGBALAI | Herlina (46), istri dari Hong Tui warga Jalan Karya, Kelurahan Tanjungbalai 1, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, yang disebut-sebut sebagai pemicu pembakaran Kelenteng, rumah ibadah warga Tionghoa di Tanjungbalai, Jumat malam hingga Sabtu dinihari (30/7/2016).


Keterangan yang diperoleh, Herlina, seorang ibu tiga anak itu, disebut-sebut sempat memaki seorang imam yang sedang mengumandangkan adzan salat Isa di masjid Al Maksum.

BACA  Terusik dengan Suara Adzan, Etnis Cina Mengamuk di Masjid dan Rumah serta Vhiara Dibakar Massa di Tanjungbalai





Laman facebook RRI Tanjungbalai menyebut, massa juga membakar rumah keluarga yang beralamat di Jalan Karya, Tanjungbalai tersebut.

“Informasi sementara dari masyarakat bahwa, warga chinese tersebut membuat keributan di mesjid dan memaki imam yang sedang adzan di masjid karena tidak senang akan adanya adzan di mesjid hingga menyebabkan umat islam menjadi marah,” demikian diunggah laman media sosial facebook RRI Tanjungbalai.

Menurut Kadek, awalnya kasus ini tidak sampai meluas. Karena jamaah masjid sudah mencoba menyelesaikannya dan memanggil pihak kepolisian. “Bahkan perempuan itu sudah dibawa ke kantor polisi. Tapi sekitar pukul 22.30 WIB, massa semakin banyak lalu merusak rumahnya,” beber Kadek.
Kediaman Herlina di Jalan Karya, Kelurahan Tanjungbalai 1, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, dirusak warga, Jumat malam (29/7/2016).


Kediaman Herlina di Jalan Karya, Kelurahan Tanjungbalai 1, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, dirusak warga, Jumat malam (29/7/2016).

Keterangan yang diperoleh dari Kadek Rossoneri, Ketua KNPI Kecamatan Tanjungbalai Utara, saat ini Herlina diamankan polisi di Polres Tanjungbalai.

Informasi yang diterima Kadek, sikap perempuan tersebut bukan kali ini saja. Sebelumnya, di bulan Ramadhan, dia juga berulah dengan marah-marah saat suara adzan berkumandang di masjid.

BACA JUGA Terkait Kerusuhan Tanjungbalai, Ini Seruan Persaudaraan Aceh-Tionghoa


“Yang saya dengar dia tidak mengalami gangguan jiwa. Normal dan sehat. Tak tau juga alasannya kenapa sampai marah-marah dengar suara adzan,” jelasnya.

Sejauh ini belum diperoleh keterangan alasan Herlina bersikap seperti itu. Namun akibat perbuatannya, situasi Kota Tanjungbalai saat ini masih mencekam. Hampir seluruh rumah ibadah warga Tionghoa Tanjungbalai dirusak dan dibakar massa. [ded]


Sumber: http://edisimedan.com/inilah-identitas-warga-yang-disebut-…/

Terkait Jaringan Teroris Fethullah, Turki Minta Sekolah Fatih di Aceh Ditutup

BANDA ACEH | Kedutaan Turki mengeluarkan rilis media terkait sekolah-sekolah yang dianggap berkaitan dengan organisasi Fethullah Gulen, yang diklaim sebagai dalang dalam peristiwa kudeta Presiden Erdogan di Turki. 


Fatih Billingual School

Turki berharap pemerintah Indonesia menutup beberapa sekolah tersebut, sama seperti yang dilakukan oleh negara-negara lainnya.

Dari beberapa sekolah yang disebutkan dalam rilis tersebut, dua diantaranya berlokasi di Aceh, yakni Fatih Boy’s School Aceh dan Fatih Girl’s School, Aceh.

“Ada sejumlah sekolah di Indonesia, yang terkait dengan organisasi teroris ini. Menurut pejabat Indonesia, organisasi payung mereka di Indonesia, yaitu PASIAD telah ditutup pada 1 November 2015. Kedutaan, kami telah lama telah mengungkapkan keprihatinan kami tentang kegiatan organisasi teroris Fethullah Gulen Terrorist Organisation (FETO) di Indonesia,” tulis Kedutaan Turki dalam rilisnya. Kamis 28 Juli 2016.
Berikut sekolah-sekolah yang dianggap berkaitan dengan Organisasi Teroris Fethullah Gulen (Feto) oleh Kedutaan Turki:

1) Pribadi Bilingual Boarding School, Depok
2) Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung
3) Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, Tangerang Selatan
4) Semesta Bilingual Boarding School, Semarang
5) Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Jogjakarta
6) Sragen Bilingual Boarding School, Sragen
7) Fatih Boy’s School, Aceh
8) Fatih Girl’s School, Aceh
9) Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan


Selain itu, “menurut informasi yang kami terima dari Kementerian Indonesia Departemen Agama, Kementerian telah mengirimkan surat resmi kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta di Ciputat, Jakarta Selatan dan memerintahkan penutupan podium Gulen mereka beberapa waktu yang lalu,” lanjutnya dalam siaran pers tersebut.

Keduataan Turki juga menyebutkan, hal ini penting untuk menyatakan bahwa setelah upaya kudeta yang dilakukan oleh organisasi teroris Feto, sejumlah negara memutuskan untuk menutup sekolah-sekolah, yang berafiliasi dengannya, diantaranya adalah Jordan, Azerbaijan, Somalia dan Nigeria.

“Kami menghargai solidaritas sejati negara-negara tersebut. Turki dan Indonesia secara tradisional telah menikmati hubungan persahabatan berdasarkan afinitas sejarah dan budaya. Kami bekerja sama di beberapa platform regional dan multilateral seperti PBB, Organisasi Konferensi Islam (OKI), D-8, G-20 dan MIKTA,”

Sebagai mitra strategis, kami berharap dan mengandalkan dukungan dari orang-orang persaudaraan dan ramah Indonesia dan Pemerintah Indonesia terhormat dalam perjuangan kami melawan organisasi teroris Feto.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Indonesia dan juga konfirmasi daru Sekolah Fatih, terkait permintaan Kedutaan Turki ini.

Sumber: http://klikkabar.com/2016/07/29/turki-minta-sekolah-fatih-di-aceh-ditutup-karena-diduga-terkait-jaringan-teroris-fethullah/

Terkait Kerusuhan Tanjungbalai, Ini Seruan Persaudaraan Aceh-Tionghoa

BIREUEN |  Persaudaraan Aceh – Tionghoa menghimbau agar masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Melayu yang ada di Kota Tanjungbalai untuk segera menghentikan pertikaian. Menurut Persaudaraan Aceh – Tionghoa, persaudaraan Melayu & Tionghoa sudah terjalin ratusan tahun dalam semangat yang saling membantu. 


Kerusuhan di Tanjungbalai
“Janganlah persaudaraan ini tercederai oleh kejadian yang dilakukan oknum, yang tentu saja tidak mewakili pihak Tionghoa dan Melayu,” kata Teungku Muhammad Amin, Ketua Persaudaraan Aceh – Tionghoa, Sabtu (30/7/2016).

Teungku Muhammad Amin juga menghimbau kepada aparat pemerintah untuk bertindak cepat menyelesaikan kerusuhan yang merusak sendi sosial kemasyarakatan tersebut.
Kerusuhan bernuansa suku agama ras dan antargolongan (SARA) terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumut, Jumat (29/7) malam. Sejumlah vihara dan klenteng dibakar dan dirusak massa yang mengamuk.
Dalam kerusuhan itu, Polisi mengamankan tujuh warga yang melakukan penjarahan dalam kerusuhan di Kota Tanjungbalai, Jumat (29/7/2016) malam.

Berita Terkait : Terusik dengan Suara Adzan, Etnis Cina Mengamuk di Masjid dan Rumah serta Vhiara Dibakar Massa di Tanjungbalai

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting di Medan, Sabtu (30/7/2016), mengatakan, tujuh warga tersebut ketahuan mengambil manfaat dengan mengambil barang milik warga lain ketika kerusuhan berlangsung sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari.

Ketujuh penjarah tersebut langsung diamankan ke Mapolres Tanjungbalai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, termasuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. 

Untuk mengatasi keadaan pihak kepolisian terus melakukan koordinasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kota Tanjungbalai. Polisi juga terus mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi agar kerusuhan itu tidak berlanjut.

“Hingga Sabtu pagi, situasi di Tanjungbalai sudah kondusif. Warga diimbau tetap tenang dan tidak mudah diprovokasi,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Polisi Rina Sari Ginting di Medan, Sabtu. []

Sumber: http://www.acehtrend.co/tentang-kerusuhan-di-tanjungbalai-ini-seruan-persaudaraan-aceh-tionghoa/

Pedang Pusaka Milik Suami Pertama Cut Nyak Dhien Ditemukan di Goa Tujoh Laweueng

Tags
Pedang yang dipegang oleh Abati (Tgk.Muhammad Shufi Harun) ini adalah pedang yang dipakai oleh suami Cut Nya’ Dhien dahulu sebelum ia syahid sebagai Syuhada dibunuh penjajah Belanda.

Pedang ini termasuk salah satu pedang pusaka milik kerajaan Aceh. Tersebut kisah konon pedang ini merupakan bagian dari sembilan pedang-pedang kesultanan Aceh yang kemudian ketiadaan keterangan mengapa bisa berada pada Teuku Ibrahim hingga menguasainya.
Pedang yang memiliki nilai hystoris dan latar belakang yang panjang ini ternyata bukanlah pedang biasa tapi merupakan pedang yang sarat mengandung mitos dan keghaibannya, hal ini tentu sumbernya sendiri yang mengetahuinya.
Banyak orang tidak mengetahui seluk beluk dan keberadaan pedang ini karena memang hampir hilang ditelan bumi.
Riwayat yang bersumber dari Abati seorang pimpinan dayah Mudhiatul Fata Lampaseh Aceh, Banda Aceh, meriwayatkan bahwa menurut kisah dari turunan keluarga Teuku Ibrahim, tersebutlah kisah bahwa Teuku Ibrahim adalah seorang turunan Ahlulbait Nabi yang keluarganya berhijrah ke Aceh di masa kesultanan Aceh dahulu.
Berikut ini sekilas latar belakang sejarah tentang pedang ini hingga sampai kepada para pemegang sah-nya sekarang berada. 
 
Abati Lampaseh ketika berpose dengan pedang dimaksud.

Awal mula pedang ini berasal dari tanah negeri Hadratul Maut Yaman, disebabkan oleh konflik dan pertikaian besar pada masa itu yaitu di abad 17 atau 18 ke atas masa awal kebangkitan kekuasaan monarky yang kini disebut dengan Arab Saudi dan merupakan masa akhir kejatuhan Empayer Turky Osmani. Masa tersebut adalah masa di mana bangsa-bangsa Barat yang diwakili Inggris menjatuhkan peradaban lslam, dan kala itu juga Inggris dibantu oleh suatu suku di jazirah Arab.
Itulah sejarah konflik hitam terhadap umat lslam di tanah Arab dan tanah mulia tempat kelahiran junjungan alam Nabi Besar Muhammad saw dan tempatnya 2 tanah suci (haramain) milik umat lslam berada, setelah direbut paksa dari pada kekuasaan kekhalifahan lslam Dynasti Turki Usmani yang kala itu masa kemundurannya yang dimanfaatkan oleh pihak Barat (Inggris) atau Yahudi yang berkonspirasi dengan kepala suku Baduwi di Arab (tuan Su’ud).
Masa itu pulalah di mana umat lslam dikejar-kejar dan dibunuh karena telah terjadinya pengkafiran muslimin oleh orang-orang yang menguasai negeri. Masa itu masa kaum barbar berjaya adalah masa paling kejam terhadap muslimin dan mukminin yang dilakukan oleh saudara seagamanya. Kaum muslimin didera dalam perbedaan pendapat dalam berislam namun naas bagi mereka, pemancungan atau pembunuhan di mana-mana hanya karena dianggap telah syirik dan kafir. Bahkan tidak tanggung-tanggung bukan saja umat tapi orang-orang yang dipercayakan sebagai ahli ilmu (ulama dan mufti) pun turut serta dibunuh beserta penghancuran segala makam keluarga dan sahabat nabi serta tempat-tempat yang dianggap sakral dalam agama ini.
Pengkafiran dan pembumi hangusan kaum muslimin ini terjadi luar biasa adanya, dan pelakunya merupakan bentuk dan rupa dari pada kaum Khawarij baru yang dulu pernah hidup di zaman Rasulullah. Mereka inilah yang kini disebut dengan Wahabi yang telah melakukan pembunuhan dan pengkafiran terhadap siapa saja yang dianggap berlawanan dengannya. Khawarij yang dahulu diciptakan oleh Yahudi sama halnya juga dengan Syi’ah, kedua-duanya bangkit untuk mengacaukan dan menghancurkan Dinul Haq agama yang Rahmatan Lil Alamin ini.
Singkat cerita oleh Syi’ah yang anti Sahabat Nabi dan oleh Khawarij anti Zurriat Nabi saling bertikai. Dan dari sinilah awal mula masa Wahabi sebagai reinkarnasinya Neo-Khawarij melakukan pembalasan besar-besaran kepada ahlulbait dan zurriat Nabi. Oleh tindakan brutal Wahabi-lah kemudian para Ahlulbait Nabi dikejar-kejar dan dilenyapkan dari muka bumi, maka banyak kita melihat mendapati para Ahlulbait Nabi ini di seluruh dunia ini yang bermaksud menyelamatkan diri dari kezaliman itu.
Di antara keluarga Nabi yang menetap di Yaman juga berusaha menyelamatkan nyawanya dari ancaman bahaya hingga tersebar ke berbagai negeri-negeri tetangga Arab, namun ada juga yang berhijrah Asia Tenggara dan ke seluruh dunia.

Di antara mereka terdapatlah keluarga besar dari Teuku Ibrahim (suami pertama Cut Nya’Dhien). Keluarganya yang dikejar-kejar oleh tentara-tentara Wahabi di Arab sana hingga berhasil lari ke negeri Aceh ini, dan salah satunya adalah keluarga besar dari Teuku Ibrahim suami dari Cut Nya’ Dhien yang berhijrah menyelamatkan nyawa ke Aceh, dan mereka berasal dari kampung Buni Yamin asal Yaman. Dan ketika itu Aceh sudah sedia mulai maju oleh peranan para sultan yang memimpin saat itu.
Sejarah keberadaan Ahlulbait Nabi yang dikenal sebagai bangsa mulya turunan Nabi masuk ke Aceh dahulu tidak diketahui persis oleh umum, disebabkan pula pada masa itu mata-mata Kolonial Barat melakukan misi pencarian target di mana saja mereka berada guna pembumihangusannya, itu juga bagian dari konspirasi Barat dengan Saudi. Kala itu Aceh memang telah diinvasi oleh Barat seperti Portugis, Belanda, Inggris dan lain-lain.
Sehingga wajar kita temui di Aceh dahulu, para ulama-ulama besar yang berpengaruh di Aceh ternyata merupakan bagian dari keluarga Nabi yang sedang dicari-cari itu.
Alhamdulillah memang keberadaan para keluarga Nabi yang dikenal dengan istilah para Hubaib atau Sayid dan Syarifah, di Aceh sangat nyaman kehidupannya itu berkat kemurahan hati para kesultanan Aceh yang berkuasa kala itu, sehingga banyak di antara mereka dapat mendakwahkan agama kepada umat lslam Aceh. 
Di antara para turunan Nabi tersebut merupakan para ulama-ulama Aceh yang sangat dikenal saat itu di antaranya seperti Abu Chiek Tgk. Dianjong, Abu Chiek Tanoh Abee, Abu Chiek Tanoh Mirah dan lain-lain yang banyak tersebar diberbagai penjuru tanah air.
Maka menurut riwayat inilah keberadaan pedang dan peran keluarga besar Teuku Ibrahim berada di Aceh, alkisah pedang tersebut telah diwasiatkan oleh para leluhurnya agar si pemakainya haruslah seorang kesatria yang siap berjihad bela agama. Maka wajar pula beliau yang beristrikan wanita pemberani yang siap menggantikan kedudukannya melawan Kafir Penjajah Belanda masa itu di kala beliau telah syahid.
Kisah akan keberadaan pedang ini tiada yang tahu bahkan sampai disebut-sebut telah hilang kecuali memang dari keluarga dan turunannya hingga di jaman ini. 
Kisah keberadaannya nyaris hilang ditelan bumi, namun berkat usaha keras dari para turunan keluarganya telah mencari dengan berbagai cara hingga berhasil kembali mendapati dan menguasainya.
Konon dahulu masa Suami Cut Nya’ Dhien masih hidup di era tahun 1800-an, disebutkan ada yang cuak (mata-mata) membisikkan kepada Belanda bahwa pedang pusaka ini ada di tangan Teuku Ibrahim. Belanda yang berhasrat ingin juga menguasai pedang ini menyiasati suami Cut Nya’ Dhien sehingga oleh Belanda mengirim orang-orang bayarannya menculik, membunuh dan membuangnya jasad suami Cut Nya’ Dhien (Teuku Ibrahim) beserta anaknya yang telah remaja, saat itu terjadi keanehan akan keberadaan pedang yang raib entah kemana hingga akhirnya ditemukan kembali.

Maka wajar saja bila Cut Nya’ Dhien pun marah karena selain suami yang dibunuh, anak dan suaminya telah diculik dan dibantai Belanda. Atas kejadian tersebut Cut Nya’ Dhien pun turut berduka atas hilang orang-orang yang dikasihnya itu, namun karena masih mengingat amanah suaminya dulu yang menyeru agar wajib melawan Belanda si kafir penjajah, maka bangkitlah Cut Nya’ Dhien diikuti dengan pengawal-pengawalnya dengan gagah berani berjuang bela agama dan bangsa. Hingga pada sebuah masa dilamar oleh Teuku Umar Johan Pahlawan disuntingkannya menjadi istri.
Kembali ke hal pedang, hingga akhirnya pedang ini kini berhasil ditemukan di dalam tempat tersembunyi yaitu dalam Gowa Tujoh Laweung, kabupaten Pidie. Menurut kisah disebutkan bahwa di dalam gowa tersebut ada 9 (sembilan) buah yang tersembunyi di dalamnya. Di antara sembilan buah pedang itu, satu telah dicuri oleh orang luar Aceh tapi kini telah berhasil kembali lagi kesitu. Kisah kehilangan pedang tersebut memang terasa bagai aneh dan penuh mistery, wallahu a’lam..
Dari hasil kesepakatan para leluhurnya pedang ini hanya diberikan pada orang yang alim lagi kesatria, amanah dan tidak fasik. Tentu ada kriteria khusus dan tersendiri yang dapat menguasai pedang tersebut. Dan kini keberadaan pedang tersebut dikuasai oleh salah seorang dari keluarga turunan Teuku Ibrahim itu.
Demikian adanya riwayat yang saya dapatkan dari almukarram Abati saat bersilaturrahmi di Hari Raya Fitrah ini.

Terusik dengan Suara Adzan, Etnis Cina Mengamuk di Masjid dan Rumah serta Vhiara Dibakar Massa di Tanjungbalai

Tags
TANJUNGBALAI | Kota Tanjungbalai mencekam, Sabtu (30/7) dinihari ini, dilaporkan ada enam vihara yang dibakar warga.

tanjungbalai-rusuh-vihara-dibakar-massa
Vhiara Dewi Samudera yang dibakar massa di Tanjungbalai
Informasi yang diperoleh, persoalan ini dipicu seorang warga Tanjungbalai yang merasa terganggu dengan suara adzan.

Disebutkan, kericuhan bermula saat seorang warga etnis Tionghoa atau etnis Cina yang identitasnya belum diketahui, warga Jalan Karya Tanjungbalai, mengamuk saat mendengar suara adzan.

“Massa membakar rumah seorang warga Cina. Informasi sementara dari masyarakat bahwa, warga Cina tersebut membuat keributan di mesjid dan memaki imam yang sedang adzan di masjid karena tidak senang akan adanya adzan di mesjid hingga menyebabkan umat islam menjadi marah,” demikian status yang diunggah laman media sosial facebook RRI Tanjungbalai.
tanjungbalai-vihara-dibakar-warga
Amkan massa berujung dengan pembakaran rumah-rumah Budhis di Tanjungbalai

Hingga saat ini, Kota Tanjungbalai masih mencekam.
Sejumlah rumah ibadah warga beragama Budha masih terbakar. Pihak Polres Tanjungbalai tidak dapat berbuat banyak karena jumlah massa yang terus bertambah.

Senin, 25 Juli 2016

Inilah Kisah Karamah Almarhum Abuya Muhibuddin Waly

Suatu hari aku duduk dengan Abuya Mawardi Waly, kami berbincang sambil mentashihkan salah satu buku karya Abuya Syeikh Muhammad Waly. Saat itu kami berbincang hingga beliau bercerita mengenai sejarah Almarhum Abuya Muhibbuddin Waly.

Aku pun duduk hikmat mendengarkan beliau bercerita, sampai beliau berucap : 
"saya heran dengan Abuya kamu, saat beliau pulang dari Padang dulu bis yang ditumpanginya mengalami kecelakaan dan Abuya terlempar keluar lalu jamaah dalam bis itu meninggal semua. 
Diwaktu lain, saat beliau pergi entah pulang dari Jakarta juga dengan bis sama seperti di atas, bis mengalami kecelakaan tapi Abuya pun dapat keluar dari bis itu dan jamaah didalamnya meninngal. 
Kemudian saat Abuya Tsunami, semua keluarga beliau terkena hantaman tsunami namun Abuya kamu pergi menghadiri haflah di sumatra. Dan terakhir saat beliau bertakziah ke rumahnya abu Ibrahim Woyla, seorang wali Allah, saat pulang beliau mengalami kecelakaan hingga mobil yang ditumpanginya rusak parah dan beliau tidak mengapa tidak sedikitpun terluka. Aneh juga ya karamah Abuya kamu itu". ujar Abuya Mawardi Waly, adik kandung daripada Abuya Muhibuddin Waly.
Amarhum Abuya Muhibuddin Waly dan santri
Masya Allah, aku tertegun mendengar cerita ini, aku berdoa semoga Allah menjadikan aku seperti dirinya. Seorang ulama biasa, santun tidak menyombongkan dirinya terhadap yang lain. Beliau pernah berpesan kepadaku :
KEMANA ENGKAU PERGI MENAIKI KENDARAAN JANGAN LUPA MEMBACA DOA BERPERGIAN DAN BACA DZIKIR :
حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم.
ucap Abuya Mawardi Waly kala itu!
Semoga pelajaran ini bermanfaat.

(Cerita diatas dikutip dari akun facebook  Tgk Bee Waly)

Seorang Tukang Becak Meninggal dalam Keadaan Sujud di Masjid Baitussalihin Ulee Kareng

Tags
Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun...

Mustafa, seorang yang berpropesi sebagai tukang becak meninggal dunia dalam keadaan sedang sujut waktu shalat Ashar, dimasjid Baitussalihin Ulee Kareng Banda Aceh dan beliau adalah jamaah tetap di masjid tersebut. Menurut informasi beliau merupakan warga Lamreung, Meunasah Trieng Aceh Besar. Kejadian meninggalnya tukang becak ini dalam keadaan Khusnul Khatimah terjadi pada hari Senin (25/7/2016) waktu Ashar.


Mustafa meninggal dalam keadaan sujud
Menurut pengakuan seorang netizen Pak Musafa adalah sahabat saya walaupun umur jauh berbeda, beliau adalah seorang pekerja keras mencari nafkah dengan cara yg halal melalui bawa becak barang disekitar simpang 7 Ulee Kareng, diwaktu malam beliau selalu menghadiri acara pengajian rutin yang ada di 3 perkampungan Meunasah Bak Trieng, Meunasah Papeun, Meunasah Lueng Ie kemukiman Lamreung ba'da shalat Magrib, dan beliau juga selalu menjaga shalat jamaah 5 waktu, ujar Zhay Barona yang dikutip lewat akun facebooknya di panspage ASA.

Keterangan yang berhasil dihipun dari beberapa netizen yang dekat dengan almarhum jenazah akan dikembumikan pada hari Selasa (26/7/2016) di gampong Meunasah Bak Trieng, Kemukiman Lamreng Aceh Besar. 

Allahummaghfirlahu Warhamhu....

Begitu indahnya episode terakhir kehidupan beliau...
Bagaimana dengan akhir hidup kita kelak?
Semoga akhir hidup kita Khusnul Khatimah..
Aamiin Ya Rabbal 'aalamiin...

Semoga Allah mengampuni sgl dosa beliau, 
dan mudah2an Allah menempatkan almarhum kedalam surga Jannatunna'im...Amiin

Istri Ahmad Kandang Berharap Jangan Sampai Anak Cucu Mantan GAM Angkat Senjata Lagi

ACEH UTARA | Istri Amad kandang  dan  anak semata wayang nya   beserta ratusan mantan Kombatan GAM dari beberapa daerah di wilayah Pase berziarah ke makam almarhum Muhammad bin Rasyid  atau  yang lebih populer dengan panggilan  Amad Kandang di Gampong Leuhong, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Senin (20/7).


Fitri istri Almarhum Ahmad Kandang dan Ramadhan Anak Semata Wayang Mereka
Saat ditemui sejumlah awak media  , Fitri (40) istri almarhum Amad Kandang mengaku prihatin dengan kondisi kehidupan keluarga para mantan kombatan GAM yang sebagian besar  masih morat marit. 

Dirinya berharap “Jangan sampai, anak cucu mereka  kesal dengan kebijakn pemerintah yang tidak memikirkan nasib para keluarga pejuang dan mantan GAM, kembali mengangkat senjata. kesejahteraan mereka ada pada Pemerintah Aceh. untuk ke depan mereka harus diperhatikan sebaik mungkin, karena jasa-jasa merekalah , Aceh menjadi damai,” ungkap  Fitri.
 

Baca | Kisah Perburuan Ahmad Kandang dan Kekejaman Militer Indonesia
 
Sementara itu dihadapan para  peziarah dan mantan kombatan, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Tgk Zulkarnaini Hamzah atau Tgk Nie yang ikut hadir  mengatakan bahwa  kegiatan rutin  ziarah  ini  tidak hanya bertakziah bersama di makam, namun juga silaturrahmi dengan  para mantan kombatan GAM yang masih hidup dan  para keluarga mantan kombatan yang telah meninggal dunia.

Maksud dari  ziarah juga untuk mengenang kembali jasa-jasa mantan GAM yang telah gugur dalam konflik, sekaligus memanjatkan doa agar arwah-arwah pejuang semoga  mendapatkan  tempat layak di sisi Allah SWT. Kata Tgk Nie

Tgk Nie  menceritakan kembali  sepak terjang tentang sejarah perjuang almarhum Amad Kandang sampai akhirnya dikebumikan di kawasan itu. “Tgk Ahmad Kandang adalah pejuang yang sangat  berpengaruh dalam pergerakan GAM, sampai akhir hayat beliau adalah sosok yang sangat bertanggungjawab untuk membebaskan Aceh dari penindasan, sampai-sampai jenazah beliau juga diincar oleh musuh saat itu,” papar Tgk Nie.

Ditambahkan, Akibat dari aksi heroik almarhum, kuburan almarhum yang baru 3 hari di kawasan Payabakong, harus dibongkar kembali dan dibawa secara diam-diam ke Gampong Leuhong, hal itu dilakukan agar jenazah Tgk Amad Kandang tidak ambil musuh.

“Setelah kami kuburkan disini, kami juga harus berjaga untuk memastikan musuh tidak tahu lokasi makam baru,begitu berat perjuang kami dahulu untuk menyelamatkan jasad orang-orang yang telah berjasa terhadap bangsa Aceh. Bila ada kesalahan kami terhadap keluarga yang ditinggal kami mohon maaf sebesar-besarnya,” terangnya.

 Diakhir sambutan, Tgk nie meminta semua masyarakat Aceh tidak melupakan sejarah dan orang-orang yang berjasa didalamnya. Oleh sebab itu, kegiatan takziah tersebut merupakan agenda rutin yang dilakukan para mantan kombatan Wilayah Pase saat hari raya maupun pada perayaan hari besar lainnya.

Tgk Yusuf dari Paloh Kayee Kunyet langsung bertindak selaku pemimpin takziah. Anak almarhum semata wayang Ramadhan (16)  bersama ibunya  ikut larut dalam acara doa bersama , begitu juga  Tdengan sejumlah mantan kombatan dan kerabat almarhum .

Di lokasi itu juga dikebumikan tiga jasad pejuang GAM yakni Tgk M Tahir bin Ubit, Baktiar bin Ramli dan almarhum Robin. Amad Kandang meninggal dunia pada 27 Januari 2001 di Paya Bakong. (Deni Andepa)

Heboh! Gunakan Dana Gampong, Para Geuchik Aceh Tamiang Foto Bareng dengan Wanita Berbikini di Bali

Tags
ACEH TAMIANG | Para Kepala Desa (Datok-red) dari Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang mendapat kritikan pedas dari para nitizen. Pasalnya, beberapa oknum datok nampak sedang foto bersama dengan cewek berbikini di pinggir pantai.


Foto/Para Geuchik di Aceh Tamiang foto dengan cewek berbikini di Bali

Foto-foto tersebut menyebar di dunia maya dan langsung menuai kontroversi. Foto-foto diunggah memperlihatkan sejumlah Datok (Geuchiek) sedang berpose dengan cewek-cewek berpakaian bikini.
Adapun kritikan-kritikan yang disampaikan nitizen yakni, pemilik akun facebook Fahrul Azmi. Dirinya mengatakan bisa bangga berfoto dengan wanita telanjang. Peraturan di Aceh Tamiang syariat islam, tapi tingkah laku pemimpin seperti itu. Peraturan dibuat untuk di langgar oleh sipembuat peraturan. 

"Dunia sudah dekat kiamat, semoga kita semua diberi petunjuk oleh Allah SWT dijalan yang benar, tulisnya dikomentar akun facebook Bahrani Antami yang membagikan foto-foto tersebut," tulis Fahrul Azmi seperti yang dikutip Minggu (24/7).

Kritikan lain disampaikan pemilik akun Sayed Zainal, dirinya menanggapi bahwa kelakuan oknum para datok tersebut kelakukan primitif. "Primintif, tdk ada iman," tulisnya. 

Sayed Zainal yang dikenal sebagai salah seorang aktivis di Bumi Muda Sedia julukan Kabupaten Aceh Tamiang tersebut juga berkomentar meminta Bupati Aceh Tamiang turun, sesuai aturan kalau anggota dewan tidak bisa. Anggota DPRK segera didesak mengundurkan diri.

"Turunkan saja Bupati Aceh Tamiang sesuai aturan, kalau anggota Dewan tidak bisa. Anggota DPRK segera didesak mengundurkan diri," tulisnya.

Komentar lain juga disampaikan oleh pemilik akun Zulfadli Zul. Ia berkomentar kalau pemerintah dibawa pimpinan Bupati Hamdan Sakti semakin menggila. "Pemerintah Hamdan Sati semakin menggila," tulisnya. Ada juga komentar lain dari pemilik akun Muhammad Mabrur. Dia menuliskan pemimpin tidak mempunyai harga diri, potret pemimpin rusak. "Pemimpin yang tidak mempunyai harga diri, potret pemimpin yang rusak," katanya. 

Pantauan masih banyak komentar-komentar lain yang sifatnya mengkritik terkait munculnya foto-foto oknum datok berpose dengan perempuan berpakaian bikini tersebut yang diposting oleh Bahrani Antami.
Menurut informasi yang dihimpun Minggu (24/7) sebanyak 67 perangkat desa dari 36 desa di Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang berkunjung ke Bali guna mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang pertanggungjawaban laporan dana desa.

Keberangkatan sebanyak 67 perangkat desa mengunakan dana desa sebesar Rp 27 juta lebih untuk masing-masing desa.[]

Minggu, 24 Juli 2016

Mahasiswa Protes atas Rencana Kunjungan Kerja DPR Aceh ke Luar Negeri

Tags
BANDA ACEH | Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan aliansi mahasiswa Aceh melakukan aksi unjukrasa di Gedung DPRA, Senin (25/7/2016). Mereka mengecam program kunjungan kerja (kunker) anggota Dewan itu ke luar negeri.

Mahasiswa melakukan aksi demo
Dalam aksinya tersebut mahasiswa meminta agar DPRA membatalkan program kunker tersebut karena dinilai telah menguras uang rakyat.
"Kunker DPRA ke luar negeri menguras yang rakyat, untuk itu harus dibatalkan," kata koordinator aksi lapangan, Hasrizal.

Selain itu, kegiatan kunker yang menguras uang rakyat berkisar Rp 3 milliar tersebut tidak ada manfaatnya.

Padalah masih banyak kegiatan lainnya yang dapat diprioritaskan anggota Dewan untuk kemajuam dan kesejahteraan Aceh.

"Masih banyak program lain yang lebih manfaat ketimbang pergi ke luar negeri, misalnya mengetaskan kemiskinan di Aceh yang mencapai 16 persen," ujarnya dalam orasi tersebut.
Selain itu, mahasiswa meminta pertanggungjawaban hasil kunker ke luar negeri yang telah dilakukan.
"Kami meminta agar anggota Dewan yang sudah melakukan kunker membuat laporan pertanggungjawaban hasil kunjungan itu secara terbuka," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan belum satu anggota dewan pun yang menjumpai para pemdemo. (Goaceh.co)

Mustafa Kemal Attaturk, Sang Diktator Peruntuh Khilafah Turki

Dalam sejarah dunia dia dianggap sebagai bapak pembaharu Turki modern yang namanya begitu harum sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun bila kita jeli melihat sejarah dalam sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang mengabolisi Khilafah Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia adalah pengkhianat sekaligus pecundang.
Dok. Aceh Sepanjang Abad


Terjagalnya Khilafah tanpa daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M bukanlah terjadi dengan sekejap mata. Sebagaimana kebaikan yang perlu proses untuk terjadinya, keburukan pun demikian, membutuhkan proses. Mustafa Kemal Ataturk menjagal Khilafah juga bukan proses sekejap, perlu proses yang panjang. Proses itu dimulai ketika pada awal abad ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan al-Qur`an dan as-Sunnah untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi Liberal yang menggiurkan nafsu manusia.


>>Liberalisasi di Eropa Barat


Setelah mengalami Renaisance abad ke-15 M, masyarakat Eropa Barat bersepakat untuk memisahkan agama dari kehidupan alias menganut faham sekulerisme. Sekulerisme ini dikristalkan oleh John Locke filosof Inggris menjadi ideologi Liberal, sebuah ideologi yang menempatkan manusia bebas dari ikatan apa pun, baik ikatan agama ataupun selain agama. Liberal dalam beragama, berekonomi, liberal berpolitik, seksualitas, liberal dalam segala hal. Ideologi inilah yang akan menghantarkan Barat kepada kebangkitannya, walau kebangkitan yang semu.


Semangat Liberalisme ini mendorong pecahnya Revolusi Perancis tahun 1789 yang mengusung jargon ”Liberte, Egalite, dan Fraternite”. Revolusi Perancis berhasil menjauhkan agama dalam hal ini gereja dari masyarakat, negara maupun politik. Di awal abad ke-19 M, Perancis muncul menjadi paling kuat dan maju, menjadi negara nomor satu di dunia di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.


>>Khilafah Turki Utsmani Melirik Liberalisme


Sementara itu, Khilafah Turki Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir akibat terhentinya ijtihad dan mulai melirik ideologi Liberal yang sedang berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akibat revolusi Industri telah menyilaukan mata, sehingga tidak bisa membedakan mana teknologi yang bisa diambil dari bangsa manapun, dan mana peradaban yang harus disaring.


Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II, pemikiran dan sistem sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun 1876 M Gerakan Turki Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan Abdul Hamid II menerima Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak itu, tanda-tanda keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang dipimpin oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si pemabok.
 
Mustafa Kemal Attaturk
 >>Mustafa Lahir


Pada kondisi Khilafah sedang sakit ideologi inilah Mustafa Kemal Atatürk yang akan menjadi penjagal Khilafah dilahirkan. Tepatnya tanggal 12 Maret 1881. Nama aslinya Mustafa. Ia dilahirkan di Salonika (sekarang di Yunani). Saat itu Yunani berada di dalam wilayah Khilafah Turki Utsmani. Ayah Mustafa bernama Ali Riza yang meninggal saat putranya berumur 7 tahun. Ibu Mustafa bernama Zubeyde Hanim, seorang muslimah taat yang berharap Mustafa menjadi ulama yang faqih.


Namun Mustafa berbeda pendirian. Ia menjadi remaja pemberontak melawan segala bentuk peraturan. Ia kasar, dan kurang ajar pada gurunya. Di depan kawannya, ia sangat arogan dan penyendiri.


Akhirnya pada usia dua belas tahun Mustafa dimasukkan ke akademi militer di Salonika. Ia ikut seleksi dan lulus jadi kadet.


Di militer, nampaknya Mustafa menemukan dunianya. Ia mampu menunjukkan prestasi akademik yang bagus, sehingga salah satu pelajar menjulukinya “Kemal” yang berarti kesempurnaan. Sejak itu ia panggil Mustafa Kemal.


>>Mustafa Dicekoki Ideologi Liberal


Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah ke sebuah akademi di Monastir.


Saat-saat liburannya di Salonika, Mustafa Kemal senang berkunjung ke tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak mengenakan cadar, menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal senang minum-minuman keras.


Dalam pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para pendeta Macedonia yang sengaja ”menangkapnya”. Para pendeta Macedonia inilah yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang teman Mustafa dari Macedonia yang bernama Fethi. Keduanya diajari buku-buku karya pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau, Thomas Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya, Mustafa mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato di depan akademi militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang kerusakan sultan sebelum dia berumur 20 tahun.


Mustafa Kemal kemudian ditempatkan di Istambul. Di sana dia menjadi pengunjung rutin rumah Madame Corinne, seorang janda Italia yang hidup di Pera, sebuah distrik kota yang telah mengalami Westernisasi. Ia pun hanyut dalam minum-minuman keras, bermain judi, dan bersenang-senang dengan musik.


Setelah mencapai nilai tertinggi dalam ujian akhir, Mustafa lulus dengan gelar kehormatan pada Januari 1905 sebagai kapten.


>>Mustafa menjadi atase militer di Sofia.


Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, yang memberangus segala pemikiran “liberal” yang merongrong pemerintahan Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap membuat Turki terbelakang dan terus-terusan menyebarkan kebencian terhadap syari’at yang dianggap kolot, serta menjadikan ajaran-ajaran sufi sebagai tertawaan. Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus jilbab dan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak lama bergabung, Mustafa Kemal menjadi pemimpinnya.


Mustafa diundang untuk menghadiri salah satu pertemuan di sebagian rumah-rumah orang Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Italia dan organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki Muda menjadikan perlindungan yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Mereka mendapat bantuan finansial dalam jumlah yang sangat besar dari berbagai pihak.
Peta kekuasaan Khilafah Turki Abad 17 Masehi

Tahun 1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki Muda, melakukan revolusi. Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul Hamid II yang menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan kembali ke Syari’at Islam.


>>Pema’zulan Sultan Abdul Hamid II


Akhirnya pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda yang berkomplot dengan Syaikhul Islam, Mohammad Dia’ uddin Afandi, berhasil memberhentikan Sultan Abdul Hamid II, seorang khalifah yang saleh dan lembut. Sejak saat itu Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum nasionalis Turki.


Setelah pemberhentian Sultan Abdul Hamid II banyak orang mulai menulis buku baik berbahasa Inggris, Arab maupun Turki, yang memfitnah dan menyerang Sultan Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul Hamid II sebagai orang yang menjadikan Daulah Utsmani tenggelam semakin dalam dan menampilkan Turki Muda sebagai pahlawan.


Dalam buku-buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh kaum sekuler, Gerakan Turki Muda ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk mencapai perbaikan nasib menentang Sultan Abdul Hamid II yang mereka sebut sebagai Kaum Kolot. Gerakan Turki Muda ini dianggap sebagai pemicu pergerakan nasionalis sekuler di Indonesia.


Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan, tahun 1909 M Sultan Muhammad Risyad menggantikannya sebagai Khalifah Turki Utsmani. Namun pemerintahannya sebenarnya sudah tidak berarti karena dibawah perintah Turki Muda.


Di tubuh Turki Muda sendiri terjadi perpecahan. Mustafa Kemal akhirnya meninggalkan Turki Muda dan kembali menekuni kemiliteran 10 tahun berikutnya seperti sebelumnya. Berkat pribadi keras dan kecerdasannya, ia merengkuh banyak kekuasaan politik. Ia habiskan malam dengan mengadakan rapat rahasia untuk merencanakan makar, yang diharapkan menghasilkan kekuasaan absolut baginya.


>>Khilafah Turki Utsmani Terseret Perang Dunia I


Tahun 1914 Pecah Perang Dunia Pertama. Jerman yang menguasai minyak di Irak dan mengancam sumber minyak Inggris di Iran dan Jazirah Arab, dengan kekuatan besar berambisi menguasai dunia. Inggris, Perancis dan Rusia pun bersekutu mengumumkan perang melawan Jerman. Selain beraliansi dengan Austria, Jerman membujuk Khilafah Turki Utsmani untuk ikut Perang Dunia I melawan Sekutu.


Tahun 1918 Jerman dan Austria- Hungaria dituntut meletakkan senjata. Maka berakhirlah Perang Dunia I. Kemenangan akhirnya ada di pihak Sekutu. Setelah Rusia keluar dari persekutuan dan AS kembali ke politik isolasinya, tinggallah Inggris dan Perancis membagi-bagi wilayah Khilafah Utsmani.


Ketika Inggris menduduki Istambul, ibukota Khilafah Utsmaniyah Mustafa Kemal melarikan diri ke Anatolia, tempat ia memulai perjuangan untuk pembebasan Turki. Kebiasaan berzina diteruskan Kemal pada para wanita pemburu cinta, yang berkeliaran di sekitar garnisun.


>>Mustafa Kemal Menjadi Pahlawan Boneka


Untuk mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke akar-akarnya Barat membuat skenario busuk namun licin. Mereka akan melahirkan seorang pahlawan boneka yang bisa dijadikan partner pasukan sekutu. Pahlawan ini akan menjadi harapan umat Islam yang sedang dilanda keputusasaan. Pilihan mereka jatuh kepada Mustafa Kemal.


Intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan ”impian mereka” yang telah lama didambakan dalam pribadi Mustafa Kemal, seorang yang memiliki watak diktator. Hubungan antara intelijen Inggris dan Kemal dilakukan melalui perantaraan seorang intelijen bernama Amstrong yang memiliki hubungan dekat dengan Kemal.


Skenario ini dilaksanakan. Di akhir Perang Dunia I Mustafa Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan Sekutu Eropa dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan spirit Jihad di Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.


Tanpa mengalami banyak kesulitan, Mustafa Kemal berhasil menguasai beberapa tempat strategis. Dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan memberinya gelar ”ghazi” (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding). Saat Yunani kalah dan Turki menang, rakyat mabuk kemenangan, dan memuja Mustafa Kemal sebagai sang Penyelamat. Ia digelari Pembela Kebenaran. Berbagai pengakuan para diplomat asing makin meneguhkan kedudukannya sebagai pahlawan Turki melawan Barat. Para khatib menyambutnya dengan sangat hangat. Para penyair memujinya. Ahmad Syauqi, misalnya dalam sebuah awal baitnya menyejajarkan Mustafa Kemal dengan Khalid bin Walid si pedang Allah dengan syairnya.


”Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang demikian mengagumkan wahai Khalid Turki, perbaharuilah kepahlawanan Khalid Arab!”


Ya, sebuah skenario jahat yang luar biasa sukses!


Sekarang Mustafa Kemal menjadi seorang panglima militer yang memiliki kedudukan Banyak wanita yang memujanya dengan mengenakan foto Kemal dalam locket di lehernya. Sebagai pembebas negaranya, Mustafa kemal sudah terbiasa tidur dengan para wanita yang mau dan bernafsu.


Hingga tahun 1919 M Mustafa Kemal masih bersandiwara. Untuk menutupi kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati rakyat Khilafah. Ketika dia berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara di hadapan publik, ”Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing.”


>>Mustafa Mulai Membuka Topeng


Bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan memimpin Majelis Nasional Agung Turki yang berpusat di Ankara.


Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin (Wahiduddin) dijatuhkan. Kelompok nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1 November 1922.


Mulailah Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya kepada Islam. Pada tanggal 19 November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di Ankara, Mustafa Kemal mengangkat Abdul Majid II menjadi Khalifah menggantikan Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan Abdul Majid ini sebenarnya hanya khalifah boneka yang sama sekali tidak memiliki kekuasaaan apa-apa.


Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya.


Tidak lama berkuasa, ia menyatakan tegas bahwa ia akan menghancurkan puing reruntuhan Islam dalam kehidupan bangsa Turki. Hanya dengan mengeliminasi segala hal berbau Islam, Turki bisa ‘maju’ menjadi bangsa modern yang dihormati. Tanpa ragu Kemal menyerang Islam dan pilarnya.


>>Pernikahan Mustafa Kemal


Mustafa Kemal akhirnya menikah juga. Ia menikah dengan Latife Usakligil.anak perempuan Ushakizade Muammer, seorang Smyrna yang kaya dan berminat pada perkapalan dan perdagangan intgernasional. Meskipun Latife orang turki yang berkulit zaitun dan memiliki mata gelap dan besar, namun ia telah belajar ilmu hukum di Eropa dan berbahasa Perancis seperti wanita Perancis. Mereka menikah di rumah ayah Latife dengan gaya Eropa sebagai upaya untuk menghapuskan adat-adat yang Islami. Dalam perkawinan Islam, pengantin laki-laki dan perempuan tidak boleh saling bertemu sampai setelah upacara akad nikah selesai. Namun, Kemal dan Latife melanggar tradisi dan mengucapkan janji setia mereka sambil duduk di atas bangku.


Setelah itu Kemal mengajak istrinya melakukan perjalanan bulan madu, dengan memanfaatkan isterinya sebagai contoh dalam kampanyenya untuk menggalakkan emansipasi terhadap wanita Turki. ”Itulah cara untuk memperlakukan seorang wanita,” katanya, dengan menunjuk Latife yang berdiri di sampingnya dengan mengenakan celana. Memamerkan isteri barunya dengan cara yang tidak lazim semacam itu menyulut kemarahan bagi kalangan Islam yang mereka sebut tradisionalis di antara lawan-lawan politiknya, khususnya ketika Latife tampil mengenakan gaun pendek yang mempertontonkan bagian-bagian tubuh secara terbuka pada berbagai acara pesta besar.


Tahun 1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal menandatangani perjanjian dengan negara-negara Barat yang dikenal dengan nama Perjanjian Luzan (lausane). Perjanjian itu mewajibkan Turki menerima beberapa syarat yang dikenal dengan nama syarat Karzun (Curzon) yang empat. Karzun adalah ketua delegasi Inggris dalam pertemuan Luzan. Empat syarat itu:


Pemutusan Turki dari semua hal yang berhubungan dengan Islam.
Penghapusan Khilafah Islam untuk selama-lamanya.
Mengeluarkan Khalifah dan para pendukung Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambali harta khalifah.
Mengadopsi undang-undang sipil sebagai pengganti undang-undang Turki yang lama.
Mustafa Menjagal Khilafah


Dan tanggal 3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun memulai proses penjagalan Khilafah yang tanpa daya. Ia memanggil semua anggota Majelis Nasional untuk mengadakan pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa Kemal berusaha membungkam suara penentangnya dengan mengancam dengan hukuman mati bagi para pengkritik pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan pada Majelis Nasional proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai ”bisul sejak Abad Pertengahan” untuk selamanya dan mendirikan negara Turki sekuler. Keputusan pun diambil tanpa perdebatan. Keputusan mencakup pembuangan Khalifah pada hari berikutnya ke Swiss. Maka obor khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.


Berita Pembubaran Khilafah ini memunculkan kegundahan di seluruh dunia Islam. Karena bagaimana pun selama ini Istambul merupakan lambang kekuatan politik bagi dunia Islam. Penyair Syauqi yang sebelumnya memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas peristiwa yang terjadi. Di Indonesia,.kelompok modernis, seperti al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam dan Kelompok tradisi yang nantinya mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat untuk menegakkan kembali khilafah. Mereka membentuk Komite Khilafah tanggal 4 Oktober 1924 di Surabaya dengan ketua Wondosudirdjo dari Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab Hasbullah tokoh pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah di Mesir.


>>Mustafa Mengubur Peradaban Islam


Sementara itu di Turki, setelah sukses menjagal Khilafah, mulailah Mustafa Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.


Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya..


Tahun itu juga, Latife yang minta diperlakukan dan dihormati sebagaimana mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh Mustafa Kemal dan diusirnya.


Setelah bercerai, Mustafa menjadi lelaki tak tahu malu dan tak mengenal batas. Ia menjadi peminum berat dan tak bisa lepas dari miras. Sejumlah lelaki muda tampan, istri, dan putri pendukungnyapun menjadi objek pemuas syahwat dan korban agresi vital nafsunya, sampai ia menderita penyakit kelamin.


Sementara itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai menderu. Gemuruh itu akhirnya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh suku Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.


Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi dari hukum Swiss.


Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan 1926 M.


Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah saat dilantik yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya mengucapkan ”Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan kewajiban.”


Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang pengambilan dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan tulisan Arab.


Tahun 1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti huruf Arab yang dipakai sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari seluruh fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam huruf Arab diekspor ke Mesir, Persia dan India. Pemerintah Turki ingin memutus hubungan Turki dengan masa lalu keislaman mereka, juga memutus hubungan Turki dengan kaum muslimin di seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya.


Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang!


1933 M/ 1352 H Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.


Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki dengan selalu mendengung-dengungkan. ”Sesungguhnya Turki adalah pemilik peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam.”


Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak orang-orang Turki.


Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya. Puncaknya, dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki!


Tanggal 3 Desember 1934 dibuat UU tentang larangan memakai busana tradisional yang Islami.


Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas wanita dengan semboyan demi kebebasan dan kesetaraan jender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan.


Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.


>>Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia Islam


Langkah-langkah yang diambil Mustafa Kemal ini memiliki dampak yang luas di Mesir, Afghanistan, Iran, India dan Turkistan serta kawasan dunia Islam lainnya, termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini memberi peluang bagi kalangan yang menyeru pada westernisasi dengan menjadikan Turki sebagai teladan utama saat menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan. Media-media yang orientasinya memusuhi Islam menyambut gembira apa yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Media-media itu menyebarkan apa yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya, ”Turki baru, sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan agama.” Atau, saat lain ia memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan, ”Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa tidak mungkin dilakukan dengan menerapkan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa abad lamanya.” Na’udzubillahi min dzalik!


Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan kemajuan.


Setelah menghukum mati teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini Mustafa Kemal jadi diktator absolut bagi Turki sekuler.


>>Kematian Mustafa Kemal


Tindakan yang dilakukan oleh Ataturk ini nyata sekali telah memisahkan budaya Turki daripada akar umbi agama Islam dan menghapuskan satu peruntukan yang termaktub dalam Perlembagaan Turki iaitu agama Islam sebagi agama rasmi negara Turki. Ataturk berusaha dan berkerja keras untuk menghapuskan para penentangnya. Belai membakar akhbar-akhbar, menangkap ketua-ketua pengarang akhbar dan juga mengawasi para ulama. Ataturk juga telah mengasaskan Parti rakyat Republikan pada tahun 1342H (1923M) dan menjadikan presidentnya sehinggalah belaiu meninggal dunia pada tahun 1357H (1938M).


Ataturk hidup tanpa isteri dan anak-anak. Isterinya bernama latifah hanim hanya mampu tinggal bersamanya selama setahun sahaja kerana tidak tahan denagn kefasikan Ataturk. Kediamannya dipenuhi dengan segala macam kemungkaran daripada arak sehinggalah wanita. Ketika Ataturk terlantar menunggu saat kematiannya, dia begitu takut jika tidak ada orang yang dapat mengantikannya dan mampu meneruskan apa yang telah dilakukannya sebelum ini. Lalu beliau memanggil Duta Britain di Turki,Bercy Lorren ke kediamnya di Istanbul meminta duta tersebut menggantikannya sebagai presiden. Ataturk mempunyai kuasa untuk memilih pengganti sebelum beliau mati, tetapi duta tersebut menolak permintaan Ataturk.


Mustafa Kamal dikebumikan dalam keranda timah setelah disembahyangkan di istana presiden yang dihadiri oleh beberapa orang pemimpin kanannya yang saling bercanggah pendapat sama ada patut atau tidak dia disembahyangkan. Jenazahnya kemudian di bawa ke Ankara dalam upacara rasmi. Jawatan presiden kemudianya disandang oleh rakan Ataturk, Esmat Enunu pada tahun 1357H (1937M).


Semasa Pemerintahannya!

1. Membolehkan perempuan memakai tudung dengan syarat pakai skirt.
2. Membolehkan lelaki memakai seluar panjang dengan syarat pakai tali leher dan topi(sesuai dengan kehendak barat).
3. Menyuruh wanita dan lelaki menari di khalayak ramai. Beliau sendiri pernah menari dengan seorang wanita di satu parti umum yang pertama di Ankara.
4. Beliau pernah menegaskan bahawa "negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak cenderung kepada pakaian moden."
5. Menggalakkan minum arak secara terbuka.
6. Mengarahkan Al-Quran dicetak dalam bahasa Turki.
7. Menukar azan ke dalam bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur Arab dan Parsi.
8. Mengambil arkitek- arkitek dari luar negara untuk memodenkan Turki. Hakikatnya mereka diarah mengukir patung-patung dan tugu- tugunya di seluruh bandar Turki.
9. Satu ucapan beliau di bandar Belikesir di mana beliau dengan terang-terangannya mengatakan bahawa agama harus dipisahkan dengan urusan harian dan perlu dihapuskan untuk kemajuan.
10.Agama Islam juga di buang sebagai Agama Rasmi negara.
11.Menyerang Islam secara terbuka dan terang-terangan.
12.Menggubal undang-undang perkahwinan berdaftar berdasarkan undang- undang barat.
13.Menukar Masjid Ayasophia kepada muzium, ada sesetengah masjid dijadikan gereja.
14.Menutup masjid serta melarang dari bersembahyang berjemaah.
15.Menghapuskan Kementerian Wakaf dan membiarkan anak-anak yatim dan fakir miskin.
16.Membatalkan undang-undang waris, faraid secara islam.
17.Menghapus penggunaan kalendar Islam dan menukarkan huruf Arab kepada huruf Latin.
18.Mengganggap dirinya tuhan sama seperti firaun. Berlaku peristiwa apabila salah seorang askarnya ditanya "siapa tuhan dan di mana tuhan tinggal?" oleh kerana takut, askar tersebut menjawab 'Kamal Atartuk adalah tuhan" beliau tersenyum dan bangga dengan jawapan yang diberikan oleh askar itu.
 
Akhir hayat Mustafa Kemal yang sengsara
Kematian Kamal Atartuk Yang Menyeksakan Di saat kematiannya, Allah telah datangkan beberapa penyakit kepada beliau sehingga dia rasa terseksa dan tak dapat menanggung seksaan dan azab yang Allah berikan di dunia.


Antaranya ialah :


1. Didatangkan penyakit kulit hingga ke kaki dimana dia merasa gatal-gatal seluruh badan.
2. Sakit jantung.
3. Penyakit darah tinggi.
4. Panas sepanjang masa, tidak pernah merasa sejuk sehingga terpaksa diarahkan kepada bomba untuk menyiram rumahnya 24 jam. Pembantu- pembantunya juga diarahkan untuk meletak ketulan-ketulan ais di dalam selimut untuk menyejukkan beliau.
Maha suci Allah, buat macam mana pun rasa panas tak hilang-hilang. Oleh kerana tidak tahan dengan kepanasan yang ditanggung, dia menjerit sehingga seluruh istana mendengar jeritan itu. Oleh kerana tidak tahan mendengar jeritan, mereka-mereka yang bertanggung jawab telah menghantar beliau ke tengah lautan dan diletakkan dalam bot dengan harapan beliau akan merasa sejuk.


Allah itu Maha Besar, panasnya tak jugak hilang! Pada 26 september 1938, beliau pengsan selama 48 jam disebabkan terlalu panas dan sedar selepas itu tetapi dia hilang ingatan.
Pada 9 November 1938, dia pingsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. sewaktu beliau meninggal, tidak seorang pun yang memandi, mengkafan dan menyembahyangkan mayat dia. Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuan beliau datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengkafankan dan menyembahyangkannya. Tidak cukup dari itu, Allah tunjukkan lagi balasan azab ketika mayatnya di bawa ke tanah perkuburan.


Bila mayatnya hendak ditanam, tanah tidak menerimanya (tak dapat nak bayangkan bagaimana tanah tidak menerimanya). Disebabkan putus asa, mayatnya diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam muzium yang diberi nama EtnaGrafi (kalau tak silap dengar) selama 15 tahun sehingga tahun 1953).


Selepas 15 tahun mayatnya hendak ditanam semula, tapi Allah Maha Agung, bumi sekali lagi tak menerimanya. Habis ikhtiar, mayatnya dibawa pula ke satu bukit ditanam dalam satu binaan marmar beratnya 44 tan. Mayatnya ditanam di celah-celah batu marmar. Apa yang menyedihkan, ulama-ulama sezaman dengan Kamal Atartuk telah mengatakan bahawa "jangan kata bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak menerima Kamal Atartuk!"[khoirunnisa-syahidah.blogspot.com]