Senin, 25 Juli 2016

Istri Ahmad Kandang Berharap Jangan Sampai Anak Cucu Mantan GAM Angkat Senjata Lagi

ACEH UTARA | Istri Amad kandang  dan  anak semata wayang nya   beserta ratusan mantan Kombatan GAM dari beberapa daerah di wilayah Pase berziarah ke makam almarhum Muhammad bin Rasyid  atau  yang lebih populer dengan panggilan  Amad Kandang di Gampong Leuhong, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Senin (20/7).


Fitri istri Almarhum Ahmad Kandang dan Ramadhan Anak Semata Wayang Mereka
Saat ditemui sejumlah awak media  , Fitri (40) istri almarhum Amad Kandang mengaku prihatin dengan kondisi kehidupan keluarga para mantan kombatan GAM yang sebagian besar  masih morat marit. 

Dirinya berharap “Jangan sampai, anak cucu mereka  kesal dengan kebijakn pemerintah yang tidak memikirkan nasib para keluarga pejuang dan mantan GAM, kembali mengangkat senjata. kesejahteraan mereka ada pada Pemerintah Aceh. untuk ke depan mereka harus diperhatikan sebaik mungkin, karena jasa-jasa merekalah , Aceh menjadi damai,” ungkap  Fitri.
 

Baca | Kisah Perburuan Ahmad Kandang dan Kekejaman Militer Indonesia
 
Sementara itu dihadapan para  peziarah dan mantan kombatan, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Tgk Zulkarnaini Hamzah atau Tgk Nie yang ikut hadir  mengatakan bahwa  kegiatan rutin  ziarah  ini  tidak hanya bertakziah bersama di makam, namun juga silaturrahmi dengan  para mantan kombatan GAM yang masih hidup dan  para keluarga mantan kombatan yang telah meninggal dunia.

Maksud dari  ziarah juga untuk mengenang kembali jasa-jasa mantan GAM yang telah gugur dalam konflik, sekaligus memanjatkan doa agar arwah-arwah pejuang semoga  mendapatkan  tempat layak di sisi Allah SWT. Kata Tgk Nie

Tgk Nie  menceritakan kembali  sepak terjang tentang sejarah perjuang almarhum Amad Kandang sampai akhirnya dikebumikan di kawasan itu. “Tgk Ahmad Kandang adalah pejuang yang sangat  berpengaruh dalam pergerakan GAM, sampai akhir hayat beliau adalah sosok yang sangat bertanggungjawab untuk membebaskan Aceh dari penindasan, sampai-sampai jenazah beliau juga diincar oleh musuh saat itu,” papar Tgk Nie.

Ditambahkan, Akibat dari aksi heroik almarhum, kuburan almarhum yang baru 3 hari di kawasan Payabakong, harus dibongkar kembali dan dibawa secara diam-diam ke Gampong Leuhong, hal itu dilakukan agar jenazah Tgk Amad Kandang tidak ambil musuh.

“Setelah kami kuburkan disini, kami juga harus berjaga untuk memastikan musuh tidak tahu lokasi makam baru,begitu berat perjuang kami dahulu untuk menyelamatkan jasad orang-orang yang telah berjasa terhadap bangsa Aceh. Bila ada kesalahan kami terhadap keluarga yang ditinggal kami mohon maaf sebesar-besarnya,” terangnya.

 Diakhir sambutan, Tgk nie meminta semua masyarakat Aceh tidak melupakan sejarah dan orang-orang yang berjasa didalamnya. Oleh sebab itu, kegiatan takziah tersebut merupakan agenda rutin yang dilakukan para mantan kombatan Wilayah Pase saat hari raya maupun pada perayaan hari besar lainnya.

Tgk Yusuf dari Paloh Kayee Kunyet langsung bertindak selaku pemimpin takziah. Anak almarhum semata wayang Ramadhan (16)  bersama ibunya  ikut larut dalam acara doa bersama , begitu juga  Tdengan sejumlah mantan kombatan dan kerabat almarhum .

Di lokasi itu juga dikebumikan tiga jasad pejuang GAM yakni Tgk M Tahir bin Ubit, Baktiar bin Ramli dan almarhum Robin. Amad Kandang meninggal dunia pada 27 Januari 2001 di Paya Bakong. (Deni Andepa)


EmoticonEmoticon