Senin, 30 Desember 2013

Kisah Perempuan Miskin dan Sapinya

Tags
Kisah nyata ini terjadi di salah sebuah daerah di Yaman.Kisah penderitaan dan
kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah,
benci, dendam dan sedih. Dimana korban kebanyakan adalah anak-anak kecil tak berdosa
yang menjadi korban muntahan peluru sehingga darah membasah bumi tanpa henti.

Tragedi dahsyat ini juga sampai juga ke telinga seorang perempuan tua yang hidup
miskin di salah sebuah kampung di Yaman. Sama seperti orang lain, dia juga turut sedih dan
pilu sehingga berurai air mata. Lantas suatu hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba
membantu sekadar semampunya. Kebetulan , ‘harta’ yang dia punya adalah seekor sapi tua,
terlalu uzur, kurus dan sudah tidak bermaya.

Dengan semangat tinggi dan perasaan simpati amat sangat, dia berniat
menyedekahkan Sapinya itu kepada penduduk Gaza lalu berjalan kaki dari rumah pergi ke
salah sebuah masjid di Yaman sambil memegang sapi tunggal kesayangannya itu.
Kebetulan hari itu Jumaat dan para jemaah sudah mengerumuni pekarangan masjid
untuk melaksanakan ibadat tersebut.

Ketika itu, betapa ramai yang melihat dan memperhatikan perempuan tua nan miskin
dengan sapinya yang berada di sisi luar masjid. Ada yang mengangguk, ada yang
menggeleng kepala. Tak terkecuali ada juga yang tersenyum sinis, tertawa, mengejek melihat
perempuan miskin yang setia berdiri di sisi sapinya.


Masa berlalu, jemaah masjid walaupun khusyuk mendengar khutbah imam namun
sesekali memperhatikan dua mahkhluk tuhan itu. Perempuan dan sapi itu masih di situ yang
tanpa rasa malu atau segan diraut wajahnya.

Setelah imam turun dari mimbar, solat Jumaat kemudian dilakukan, biar dibakar terik
mentari dan peluh menitis dan memercik di muka, perempuan dan sapi tua itu masih saja di
situ.
Segera setelah jemaah selesai solat dan berdoa, tiba-tiba perempuan itu dengan
tergesa-gesa menarik sapi itu membawanya ke depan pintu masjid sambil menanti dengan
penuh sabar tanpa mempedulikan jemaah yang keluar. Ramai juga orang yang tidak beranjak
dan perasaan ingin tahu, apa yang bakal dilakukan oleh perempuan tua itu.

Tatkala imam masjid keluar, perempuan tua itu bingkas berkata :”Wahai imam, aku
telah mendengar kisah sedih penduduk di Gaza. Aku seorang yang miskin tetapi aku
bersimpati dan ingin membantu. Sudilah kau terima satu-satunya sapi yang ku punyai untuk
dibawa ke Gaza, untuk di berikan kepada penduduk di sana.”

Gaduh seketika orang yang berada di masjid itu. Imam kaget dengan permintaan
perempuan itu namun keberatan untuk menerima. Ya, bagaimana membawa sapi tua itu ke
Gaza? Kemudian para jemaah mulai bercakap-cakap. Ada yang mengatakan tindakan itu
tidak munasabah apalagi sapi itu sudah tua dan tiada harga.
23

“Tolonglah.. bawalah sapi ini ke Gaza. Inilah saja yang aku punya. Aku ingin benar
membantu mereka,” ulang perempuan yang tidak dikenali itu. Imam tadi masih
keberatan.Masing-masing jemaah berkata-kata dan berbisik antara satu sama lain. Semua
pandangan tertumpu kepada perempuan dan sapi tuanya itu.
Mata perempuan tua yang miskin itu sudah mulai berkaca dan berair namun tetap
tidak beranjak dan terus merenung ke arah imam tersebut. Sunyi seketika suasana.
Tiba-tiba muncul seorang jemaah lalu bersuara mencetuskan idea: ”Tak mengapalah,
biar aku beli sapi perempuan ini dengan harga 10,000 riyal dan bawa uang itu kemudian
sedekahkanlah kepada penduduk di Gaza.
Imam kemudian nampak setuju. Perempuan miskin tua itu kemudian menyeka air
matanya yang sudah tumpah. Dia membisu namun sepertinya setuju dengan pendapat jemaah
itu.

Tiba-tiba bangkit pula seorang anak muda, memberi pandangan yang jauh lebih hebat
lagi: ”Bagaimana kalau kita rama-ramai membuat tawaran tertinggi sambil bersedekah untuk
membeli sapi ini dan duit nya nanti diserahkan ke Gaza?”
Perempuan itu terkejut, termasuk imam itu juga. Rupa-rupanya cetusan anak muda ini
diterima semua orang. Kemudian dalam beberapa menit para jemaah berebut-rebut
menyedekahkan uang mereka untuk dikumpulkan dengan cara lelang tertinggi.
Ada yang mulai menawar dari 10,000 ke 30,000 riyal dan berlanjutan untuk seketika.
Suasana pekarangan masjid di Yaman itu menjadi riuh selama proses lelang sapi tersebut.
Akhirnya sapi tua, kurus dan tidak bermaya milik perempuan tua miskin itu dibeli
dengan harga 500,000 riyal, setelah itu uang diserahkan kepada imam masjid, semua sepakat
membuat keputusan itu, kemudian salah seorang jemaah berbicara kepada perempuan tua itu.

“Kami telah melelang sapi kamu dan telah mengumpulkan uang sejumlah 500,000
riyal untuk membeli sapi itu.
“Akan tetapi kami telah sepakat, uang yang terkumpul tadi diserahkan kepada imam
untuk disampaikan kepada penduduk Gaza dan sapi itu kami hadiahkan kembali kepada
kamu,” katanya sambil memperhatikan perempuan tua nan miskin itu yang kembali
meneteskan air mata…gembira.

Tanpa diduga, Allah mentakdirkan segalanya, niat perempuan miskin itu untuk
membantu meringankan beban penderitaan penduduk Palestina akhirnya tercapai dan
dipermudahkan sehingga terkumpul uang yang banyak tanpa kehilangan “harta” satu-satunya
yang ada . Subhanallah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yg bersedekah (walau) sebesar kurma dari usaha yg baik, dan Allah
tidak menerima kecuali yg baik, dan Sungguh Allah swt menerimanya dg sambutan
hangat, lalu melipat gandakannya untuk orang itu seperti kalian mengasuh bayi yg
disusuinya, hingga sebesar gunung” (Shahih Bukhari)

Kamis, 12 Desember 2013

Kisah indah Ibnu Hajar dengan Seorang Yahudi

Tags
Ibnu Hajar rahimahullah dulu adalah seorang hakim besar Mesir di masanya. Beliau
jika pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau
keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.

Pada suatu hari beliau dengan keretanya melewati seorang yahudi Mesir. Si yahudi itu
adalah seorang penjual minyak. Sebagaimana kebiasaan tukang minyak, si yahudi itu
pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si yahudi itu menghadang dan menghentikannya.

Si yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar:
“Sesungguhnya Nabi kalian berkata:
” Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. ” (HR. Muslim)

Namun kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di
Mesir, dalam arak-arakan yang mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang
kafir- dalam penderitaan dan kesengsaran seperti ini.”

Maka Ibnu Hajar menjawab:“Aku dengan keadaanku yang penuh dengan
kemewahan dan kenimatan dunia ini bila dibandingkan dengan kenikmatan surga adalah
seperti sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini dibandingkan
dengan yang adzab neraka itu seperti sebuah surga.”

Maka si yahudi itupun kemudian langsung mengucapkan syahadat: “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah” tanpa berpikir panjang langsung masuk Islam.

Subhanallah, sangat menakjubkan hadits Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam kisah ini…

Bahan Renungan:

Imam An-Nawawi menjelaskan hadits ini: “Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan
surganya orang kafir.”


“Maknanya bahwa setiap mukmin itu dipenjara dan dilarang di dunia ini dari
kesenangan-kesenangan dan syahwat-syahwat yang diharamkan dan dibenci.Dia dibebani untuk melakukan ketaatan-ketaatan yang terasa berat. Jika dia meninggal dia akan beristirahat dari hal ini. Dan dia akan berbalik kepada apa yang dijanjikan Allah
berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.

Sedangkan orang kafir, dia hanya akan mendapatkan dari kesenangan dunia yang dia
peroleh, yang jumlahnya sedikit dan bercampur dengan keusahan dan penderitaan.
Dan bila dia telah mati, dia akan pergi menuju siksaan yang abadi dan penderitaan
yang selama-lamanya.”(Syarah Shohih Muslim No. 5256)

Maka sepantasnya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha dengan yang
ditetapkan dan ditaqdirkan oleh Allah. Semoga kita diberi taufik, kemudahan, dan al-afiat
untuk menjalani kehidupan dunia ini. Amiin

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy

Tags
Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah,
beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu
berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah
s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang
gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:

“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan
kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya:
“Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi
bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu
dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah
Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia
tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang
Arab itu, seraya berkata kepadanya:

“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya
dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk
menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi
membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya
Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah
kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa
Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik
yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Maka orang Arab itu pula berkata:

“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas
amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang
Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah
bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.
‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan
kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa
kedermawanannya!’

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh
membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:

“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari
bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa
Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya.
Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga
nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis
karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Sabtu, 16 November 2013

FALSAFAH KEHIDUPAN

Tags

falsafah merupakan satu usaha untuk mencari kebenaran, (seeking the thruth), dan kebenaran itu sebenarnya hanya Allah. Kalau kita cuba mencari erti hakikat hidup, maka ini adalah falsafah.

Hakikat hidup yang sebenar hanya Allah sahaja yang mengetahuinya. Yang kita tahu berdasarkan apa yang diberitahu oleh Allah, maka itulah yang benar dan mutlak.

Yang kita fikirkan sendiri menjadi falsafah kita dan tidak bersandarkan kepada kitab Allah, maka itu tidaklah sebenar, ia tidak mutlak dan ianya bersifat relatif.


•Orang yang tidak menganggap dirinya bahagia adalah orang yang tidak akan hidup dengan bahagia.

• Orang berjaya tidak pernah putus asa. Sebaliknya orang yang mudah putus asa ialah orang yang tidak akan berjaya.

• Apabila kamu bercakap, percakapan kamu adalah patut diluahkan jika ia difikirkan lebih bernilai daripada tidak bercakap langsung.

• Tiga orang pandang ke luar tingkap, seorang melihat tanah, seorang melihat pokok, seorang melihat awan. Ini kerana setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeza. Lantaran itu, jangan berasa marah jika orang lain berbeza pendapat dengan kita.

• Cerek yang kecil adalah lebih mudah panas. Orang yang berhati kecil mudah berasa marah.

• Orang yang tidak dapat mengawal emosi sendiri adalah orang yang tidak dianggap merdeka.

• Tali gitar yang diikat terlalu ketat akan senang putus. Manakala tali yang diikat terlalu longgar tidak akan mengeluarkan bunyi yang merdu. Oleh itu, hiduplah dalam kesederhanaan.

• Kemarahan biasanya bermula daripada fikiran yang tidak bijak dan diakhiri dengan kekesalan.

• Kesedihan yang dialami akan menjadi pudar selepas suatu jangkamasa berlalu.

• Melakukan kesilapan adalah suatu perkara yang biasa. Sedia memaafkan kesilapan adalah perkara yang luar biasa.

• Manusia biasanya hidup tidak melebihi 100 tahun, tetapi kerisauan yang dialami lebih daripada 1000 tahun.

• Sukailah dengan apa yang perlu anda buat, jangan buat apa sahaja yang anda suka.

• Belajar daripada kesilapan yang orang lain lakukan akan mengurangkan kesilapan yang mungkin kita lakukan.
• Wang adalah alat yang kita gunakan dan bukan alat yang mempergunakan kita.

• Tiada orang yang boleh merisaukan kamu melainkan fikiran kamu sendiri.

• Manusia selalu mengharapkan kegembiraan daripada orang lain, tetapi jarang memberi kegembiraan kepada orang lain secara sukarela.

• Kesedihan dan kegembiran adalah di tangan sendiri dan bukannya di tangan orang lain.

• Musuh yang paling hebat di dunia ini ialah diri kita sendiri.
• Orang yang paling bodoh ialah orang yang selalu risau atau marah kerana kesilapan orang lain.

• Masa yang kita gunakan untuk mecari kesilapan orang lain biasanya adalah lebih banyak daripada masa yang kita gunakan untuk memperbaiki kesilapan sendiri.

• Hati fikir perkara baik, mulut cakap perkara baik, badan lakukan perkara baik.

• Semua manusia mempunyai satu mulut dan sepasang telinga, maka kurangkan bercakap dan lebihkan mendengar.

• Apabila anda menuding jari terhadap kesilapan orang lain, sebenarnya 3 jari anda telah menuding kepada diri anda sendiri.

• Insan yang berilmu akan menganggap dirinya kurang ilmu, manakala orang bodoh akan menganggap dirinya orang yang sangat pandai.

• Hadiah yang paling berharga buat teman ialah bertimbang rasa dan sedia memaafkan kesilapannya.

• Bersikap baik terhadap insan yang jahat adalah cara yang lebih baik daripada bersikap buruk terhadap mereka.

• Dalam hidup ini, sebarang keadaan yang kita temui adalah kurang penting, yang paling penting ialah arah yang kita tujui.

• Orang biasa akan marah apabila dikritik oleh orang lain, manakala orang yang mulia ialah mereka yang memperbaiki diri daripada kritikan orang lain kerana musuh biasanya akan memberitahu kesilapan yang anda buat tanpa disedari.

• Orang yang berfikiran positif akan melihat peluang dalam semua keadaan. Manakala orang yang berfikiran negatif akan berasa risau dalam segala keadaan yang baik.

• Kita perlu menghembus nafas dahulu sebelum menerima udara yang segar. Kita perlu berusaha bersungguh-sungguh sebelum menempuh sesuatu kejayaan.

• Bagi manusia yang tidak mengenali erti hidup, maka hidup adalah satu hukuman baginya.

• Kadangkalanya, sesuatu masalah yang rumit dapat diselesaikan dengan menggunakan kaedah yang paling mudah.

• Padi yang semakin berisi akan semakin menunduk, manusia yang berhemah tinggi ialah orang yang sentiasa merendahkan diri.
Hayatilah kehidupan anda, janganlah disia-siakan

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Dialog Wanita Gaul dengan Pemuda Soleh

Seorang wanita gaul bertanya pada seorang pemuda yang soleh:

Wanita: "Kenapa sih kamu nggak mau bersentuhan tangan denganku? Emangnya aku ini hina ya?"

Pemuda: "Bukan begitu Mba, Justru saya lakukan itu karena saya sangat menghargai Mba sebagai seorang wanita"

Wanita: "Maksudmu?"

Pemuda: "Coba saya tanya sama Mba, apakah boleh seorang rakyat jelata menyentuh tangan putri keraton yang dimuliakan?"

Wanita: (Sambil mengernyitkan dahi) "T..Tentu gak boleh sembarangan dong!"

Pemuda: "Nah, Islam mengajarkan bagaimana kami menghormati semua wanita layaknya ratu yang ceritakan tadi. Hanya pangeran saja yang layak menyentuh tuan putri".

Wanita: (Sambil agak malu) "Oh.. Terus kenapa sih mesti pakai menutup tubuh segala, pake kerudung lagi, jadi gak keliatan seksinya"

Pemuda : (Membuka sebuah rambutan, lalu memakannya sebagian. Dan mengambil sebuah lagi sambil menyodorkan 2 buah rambutan itu pada wanita tersebut) "Kalau Mba harus memilih, pilih rambutan yang sudah saya makan atau yang masih belum terbuka"

Wanita: (Sambil keheranan dan sedikit merasa jijik) "Hi.. Ya saya pilih yang masih utuh lah, mana mau saya makan bekas Mas".

Pemuda : (Sambil tersenyum) "Tepat sekali, semua orang pasti memilih yang utuh, bersih, terjaga begitu juga dengan wanita. Islam mensyariatkan wanita untuk berhijab dan menutup aurat semata-mata untuk kemuliaan wanita juga".

Wanita: "Terimakasih ya, aku semakin yakin untuk berhijab dan menutup aurat, Islam memang sangat memuliakan wanita.
Subhanallah. Ngomong-ngomongMas sudah punya pacar belum?"

Pemuda: "Mmm.. Saya belum punya dan bertekad tidak akan punya pacar."

Wanita : (Kebingungan) "Loh, kenapa? Bukannya semua muda-mudi sekarang punya temen istimewa"

Pemuda: "Begini Mba, kira-kira kalau Mba diberi hadiah handphone, ingin yang bekas atau yang masih baru??"

Wanita: "Ya jelas yang baru lah"

Pemuda: "Kalau suatu saat Mba menikah, mau pakai baju loakan yang harganya Rp.50.000/3 potong atau gaun istimewa yang harganya Rp.20 juta keatas"

Wanita: "Ih.. Mas ini. Ya pasti saya pilih gaun istimewa, mana mau saya pakai baju loakan, udah bekas dipegang orang, gak steril lagi. hi..."

Pemuda: "Nah, begitu juga Islam memandang pacaran Mba. Kami, diajarkan untuk menjunjung ikatan suci bernama pernikahan. menjadi pasangan yang saling mencintai karenaNya. Yang menjaga kesucian dan kehormatan dirinya sebelum akad suci itu terucap. Karena kami hanya ingin mempersembahkanyang terbaik untuk pasangan kami kelak"

Wanita: (Hatinya berdebar-debar tak menentu, kata-kata pemuda tadi menjadi embun bagi hatinya yang selama ini hampa. Matanya pun menetes) "Mas, aku semakin merasa banyak dosa. Masihkah ada pintu taubat untukku dengan semua yang sudah aku lakukan?"

Pemuda: (Matanya berbinar, perkataannya berat) "Mba, jikalah diibaratkan seorang musafir kehilangan unta beserta makanan dan minumannya di gurun pasir yang tandus. Maka kebahagiaan Allah menerima taubat hambanya lebih besar dari kebahagiaan musafir yang menemukan untanya kembali. Kalaulah kita datang dengan membawa dosa seluas langit, Allah akan mendatangi kita dengan ampunan sebesar itu juga. Subhanallah".

Wanita: (Berderai air matanya, segera ia usap dengan tisunya) "Terimakasih Mas, saya banyak mendapatkan pencerahan hidup. Semoga saya bisa berubah lebih baik”

Pemuda: “Aamiin”

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin. 

Jumat, 15 November 2013

PESAN NABI SAW UNTUK KITA SEMUA ....

Tags


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Hayati Pesan Nabi SAW : ..

Dari Abu Kabsyah Al-Anmari r.a.; Rasulullah SAW bersabda maksudnya :

“Tiga hal aku bersumpah untuknya dan aku sampaikan satu pesanan kepadamu, maka hafalkanlah :

1) Harta seorang hamba tidak akan berkurang karena sedekah.

2) Seorang hamba yang dizalimi dan dia bersabar menanggungnya pasti kemuliaannya akan ditambah oleh Allah.

3) Dan seorang hamba yang membuka pintu meminta-minta pasti Allah akan membuka pintu kemiskinan untuknya.

Dan aku sampaikan satu pesanan kepadamu, maka hafalkanlah : dunia milik 4 kelompok manusia :

1) Seorang hamba yang dianugerahi Allah harta dan ilmu. Lalu dia bertakwa kepada Allah, melakukan silaturrahim serta mengetahui hak Allah di dalam hartanya. Ini adalah tingkatan paling baik.

2) Seorang hamba yang dianugerahi Allah ilmu tetapi tidak dianugerahi harta. Namun dia punyai niat tulus dan mengatakan, ‘Andai kata aku punya harta tentu aku akan beramal seperti fulan.’ Dan karena niatnya ini, pahala mereka berdua sama.

3) Seorang hamba yang dianugerahi Allah harta tetapi tidak dianugerahi ilmu. Dia memakai hartanya tanpa dasar ilmu, tidak bertakwa kepada Allah, tidak melakukan silaturrahim serta tidak mengetahui hak Allah dalam hartanya. Ini adalah tingkatan terburuk.

4) Serta seorang hamba yang tidak dianugerahi ilmu dan harta namun dia mengatakan, ‘Andai kata aku punya harta tentu aku akan beramal seperti amal fulan.’ Dan kerana niatnya, dosa mereka berdua sama.”

(Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ahmad, Hadis Hasan Sahih)

Sup dari Batu

Tags












Pada suatu hari, tiga orang bijaksana berjalan melintasi sebuah desa kecil. Desa itu tampak miskin. Tampak dari sawah-sawah sekitarnya yang sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi. Ya, memang telah terjadi perang di negeri itu dan sebagai rakyat jelata merekalah yang kena dampaknya. Macetnya distribusi pupuk, bibit, dan kesulitan-kesulitan lain membuat sawah mereka tidak mampu menghasilkan apa-apa lagi. Cuma beberapa puluh orang yang masih setia tinggal di desa itu.

Sekonyong-konyong beberapa orang mengerubuti tiga orang bijaksana itu. Dengan memijit-mijit tangan dan punggung tiga orang itu, orang-orang desa memelas dan meminta sedekah, roti, beras, atau apalah yang bisa dimakan.
Satu dari tiga orang bijaksana itu lalu bertanya kepada penduduk desa itu,
“Apakah kalian tidak punya apa-apa, hingga kalian meminta-minta seperti ini ?”
“Kami tidak memiliki apapun untuk dimakan, hanya batu-batu berserakan itu yang kita miliki.” Jawab salah satu penduduk desa.
“Maukah kalian kuajari untuk membuat sup dari batu-batu itu ?” Tanya orang bijaksana sekali lagi.
Dengan setengah tidak percaya, penduduk itu menjawab, “Mau..”
“Baiklah ikutilah petunjukku.” Orang bijaksana itu menjelaskan, “Pertama-tama, ambil tiga batu besar itu, lalu cucilah hingga bersih !” perintah orang bijaksana sambil menunjuk tiga buah batu sebesar kepalan tangan. Orang-orang pun mengikuti perintahnya.

Sesudah batu itu dicuci dengan bersih hingga tanpa ada pasir sedikitpun di permukaannya. Orang bijaksana itu lalu menyuruh penduduk untuk menyiapkan panci yang paling besar dan menyuruh panci itu untuk diisi dengan air. Ketiga batu bersih itupun lalu dimasukkan ke dalam panci dan sesuai dengan petunjuk orang bijaksana itu, batu-batu itupun mulai direbus.

“Ada yang dari kalian tau bumbu masak? Batu-batu itu tidak akan enak rasanya jika dimasak tanpa bumbu.” Tanya orang bijaksana.
“Aku tahu !” seru seorang ibu, kemudian ia mengambil sebagian persediaan bumbu dapurnya, kemudian meraciknya, dan memasukkannya kedalam panci besar itu.
“Adakah dari kalian yang memiliki bahan-bahan sup yang lain ?” Tanya orang bijaksana itu. “Sup ini akan lebih enak jika kalian menambahkan beberapa bahan lain, jangan cuma batu saja.”
Beberapa penduduk mulai mencari bahan-bahan makanan lain di sekitar desa. Beberapa waktu kemudian dua orang datang dengan membawa tiga kantung kentang. “Kami menemukannya di dekat kali, ternyata ada banyak sekali kentang liar tumbuh disana.” Katanya. Kemudian orang itu mengupas, mencuci, dan memotong-motong kentang-kentang itu dan memasukkannya ke dalam panci.


Kurang dari satu menit, seorang ibu datang dengan membawa wortel dan sawi. “Aku masih punya banyak dari kebun di belakang halaman rumahku.” Kata ibu itu, lalu ibu itu meraciknya dan memasukkannya ke dalam panci.
Sesaat, datang pula seorang bapak dengan tiga ekor kelinci di tangannya. “Aku berhasil memburu tiga ekor kelinci, kalau ada waktu banyak, mungkin aku bisa membawa lebih lagi, soalnya aku baru saja menemukan banyak sekali kawanan kelinci di balik bukit itu.” Dengan bantuan beberapa orang, tiga kelinci itu pun disembelih dan diolah kemudian dimasukkan ke dalam panci.

Merasa telah melihat beberapa orang berhasil menyumbang sesuatu. Penduduk-penduduk yang lain tidak mau kalah, mereka pun mulai mencari-cari sesuatu yang dapat dimasukkan ke dalam panci sebagai pelengkap sup batu.
Kurang dari satu jam, beberapa penduduk mulai membawa kol, buncis, jagung, dan bermacam-macam sayuran lain.

Tak hanya itu, anak-anak juga membawa bermacam-macam buah dari hutan. Mereka berpikir akan enak sekali jika buah-buah itu bisa dijadikan pencuci mulut sesudah sup disantap. Ada pula seorang bapak yang membawa susu dari kambing piaraannya, dan ada pula yang membawa madu dari lebah liar yang bersarang di beberapa pohon di desa itu. Bahkan seorang kakek membawa sebungkus bubuk kopi. 'Aku masih punya sebungkus kopi bubuk ini, pasti nikmat sekali jika diminum setelah makan sup itu'. Kata si kakek.

Beberapa jam kemudian sup batu itu telah matang. Panci yang sangat besar itu sekarang telah penuh dengan berbagai sayuran dan siap disantap. Dengan suka cita, penduduk itu makan bersama dengan lahapnya. Mereka sudah sangat kenyang, hingga mereka lupa ‘memakan’ batu yang terletak di dasar panci.
Tiga orang bijaksana itu hanya tersenyum melihat tingkah para penduduk itu. Dan mereka pun sadar, sekarang waktunya mereka untuk meneruskan perjalanan.
Mereka mohon diri untuk meninggalkan desa itu. Sebelum beranjak pergi, seorang bapak sekonyong-konyong memeluk dan menciumi ketiga orang itu sambil berkata, “Terima kasih telah mengajari kami untuk membuat sup dari batu..”

Pesan: "Jika kita mau berusaha, pasti ada jalan untuk mendapatkan apa yang kita cari."

Note: Artikel ini berasal dari berbagai sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya dikarenakan telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik asli yang sudah bersusah payah lagi ikhlas membuat artikel ini. Aamiin.