Minggu, 17 Juli 2016

Turki dan Amerika Serikat Tegang, Setelah Kudeta Gagal

ANKARA | Amerika Serikat dan Turki jual-beli kalimat kasar pada Sabtu, 16 Juli 2016, menyusul gagalnya kudeta militer yang berlangsung pada Jumat dinihari, 15 Juli 2016, waktu setempat. Selain itu, misi serangan udara Amerika terhadap basis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melalui pangkalan militer Turki dilarang.

Juru bicara Pentagon, Peter Cook, membenarkan bahwa pasukan tempurnya dilarang terbang dari pangkalan udara Incirlik, Turki selatan, dekat perbatasan Suriah. Cook juga mengamini kabar bahwa Turki menghentikan seluruh penerbangan militer melalui pangkalan tersebut.
"Termasuk menerbangkan jet tempur AS," ucapnya sebagaimana dilaporkan Fox News.
Pentagon mengatakan negaranya mencoba meminta izin kepada otoritas Turki agar jet perangnya bisa beroperasi melalui pangkalan militer di Incirlik, sebab misi operasi tersebut sangat bermakna.
Pendukung Presiden Tayyip Erdogan menghadang tank militer di  Istanbul, Turki, 16 Juli 2016.
Dari Ankara diperoleh informasi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Fethullah Gulen yang sekarang berada di Amerika berada di balik kudeta. Erdogan meminta Gulen segera diekstradisi dari Amerika, setidaknya bisa diadili di sana atau di Turki.
Gulen yang sekarang tinggal di Pennsylvania menolak tudingan terlibat dalam aksi makar militer Jumat lalu. Bahkan, menurut laporan Al Jazeera, dia mengutuk kudeta tersebut.[]
 
Sumber: Tempo
Baca: 


EmoticonEmoticon